Jakarta - Prancis memasuki masa resesi ekonomi ketika petumbuhan ekonomi tergerus hingga enam persen pada awal triwulan tahun ini. Bank sentral Prancis (Bank of France - BoF) menyebutkan, pandemi virus corona Covid-19 membuat banyak sektor usaha yang terpapar.
Angka resmi menunjukkan, sebelumnya ekonomi Prancis menyusut 0,1 persen di triwulan terakhir 2019. Artinya, sebut bank sentral Prancis, dengan dua triwulan berturut-turut, terjadi pertumbuhan negatif, negara sekarang secara teknis dalam resesi. Pertumbuhan ekonomi ini terburuk sejak tahun 1945.
Setiap dua minggu, ekonomi Prancis menyusut 1,5 persen.
Baca Juga: Prancis Perpanjang Lockdown Hingga 15 April
Seperti diberitakan dari frence24.com, Rabu, 8 April 2020, BoF juga menyebutkan, dalam dua minggu terakhir Maret, ketika pandemi virus corona semakin menyerang, aktivitas ekonomi anjlok 32 persen. "Anda harus kembali ke kuartal kedua 1968, yang terkena Mei (pergolakan politik) untuk menemukan penurunan aktivitas serupa. Bahkan pada tahun ini penurunannya adalah 5,3 persen, masih lebih rendah dari angka terbaru," sebut bank sentral.
Bof menambahkan, untuk setiap dua minggu, ekonomi Prancis menyusut 1,5 persen. Untuk itu menurut BoF, ekonomi Prancis siap-siap menghadapi krisis.
Baca Juga: Covid-19, Prancis Akan Denda Warga Langgar Lockdown
Prancis mulai menerapkan karantina menyeluruh (lockdown) pada 17 Maret dan diperpanjang dua minggu hingga 15 April. Namun pihak berwenang menyarankan lockdown untuk diperpanjang jika virus corona tidak ada tanda-tanda menyusut. Bank sentral memperkirakan sektor ekonomi yang akan terkena dampak buruk antara lain konstruksi, transportasi, restoran, dan perhotelan. []