Corona, Pedagang di Malaysia Pesimis Saat Ramadan

Ramadan menjadi berkah bagi pedagang di Malaysia. Namun adanya pandemi virus corona, mereka khawatir pembeli akan sepi.
Bazar Ramadan sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam di Malaysia yang tengah menjalankan ibadah puasa. Mereka bisa membeli takjil dan aneka makanan untuk berbuka, bahkan pakaian untuk Hari Raya Idul Fitri juga sudah tersedia. (Foto: Bernama|Channel News Asia).

Singapura - Ramadan menjadi berkah bagi pedagang kue seperti Nor Fatiha Rahamat. Tiap tahun ia rutin menjual kue untuk buka puasa dan kue lebaran di sebuah pasar di Johor Malaysia. Penghasilannya lumayan untuk menambah biaya hidup keluarga sehari-hari.

Namun, Ramadan tahun ini menjadi pil pahit bagi Nor Fatiha. Badai pandemi virus corona COvid-19 yang juga menerjang Negeri Jiran, membuat bisnis kuenya bakal sepi pembeli. "Sangat berbeda tahun ini. Biasanya saya sudah menerima pesanan sejak awal tahun. Tapi, selama sebulan terakhir, 90 persen pelanggan membatalkan pesanan," kata pemilik Tia Cake House di Johor Baru kepada Channel News Asia, Kamis, 23 April 2020.

Awal bulan ini, pemerintah Malaysia melarang segala jenis pasar, termasuk e-bazar dan drive-trough selama bulan puasa.

Baca Juga: 11 Penjara Bagi Pelanggar Pembatasan Sosial Malaysia 

Nor Fatiha terpaksa mempromosikan lagi dagangannya dan berharap bisa lebih banyak orang yang memesan. Setiap Ramadan, pasar di Malaysia biasanya menggelar bazar, dengan takjil, aneka makanan untuk berbuka puasa, bahkan sudah ada yang menjual pakaian untuk Hari Raya Idul Fitri.

Awal bulan ini, pemerintah melarang segala jenis pasar, termasuk e-bazar dan drive-trough selama bulan puasa. Salah satu pertimbangannya adalah untuk meminimalisasi kepadatan dan jumlah kendaraan di jalan, untuk menekan penyebaran Covid-19. Namun masih saja ada yang membandel menjual makanan dan barang-barang lain melalui pasar online.

Kue Ramadan di MalaysiaNor Fatiha Rahamat, penjualan toko di Johor terkena imbas pembatasan sosial di Malaysia. Ia memperkirakan Ramadan tahun ini, tokonya akan sepi pembeli. (Foto: Nor Fatiha Rahamat|Channel News Asia).

Mereka yang ingin memesan kue harus tetap berada dalam jarak 15 kilometer dari tempat saya karena kami tidak ingin melanggar undang-undang.

Meskipun terimbas, Nor Fatiha setuju dengan keputusan pemerintah yang melarang berjualan di pasar selama puasa. Menurutnya, tujuannya baik untuk menekan penyebaran Covid-19. Ia bersyukur masih bisa menjalankan bisnis.

Namun Noor Fatiha mengaku kesulitan untuk mengirimkan pesanan kepada pelanggan, terutama yang tinggal di negara bagian lain. Pemerintah Malaysia masih memberlakukan MCO (Movement Control Order - MCO) yang akan berakhir pada 28 April. Aturan ini membatasi pergerakan orang untuk bepergian ke negara bagian.

"Mereka yang ingin memesan kue harus tetap berada dalam jarak 15 kilometer dari tempat saya karena kami tidak ingin melanggar undang-undang," tutur Nor Fatiha.

Namun ia menyatakan pesnan dan transaksi bisnisnya turun drastis dibandingkan Ramadan tahun lalu. "Secara keseluruhan, rasanya tidak seperti Hari Raya tahun ini. Orang-orang tidak benar-benar berminat untuk merayakannya," ucap Nor Fatiha.

Sidek Azman, yang menjual burger Ramly di pasar di negara bagian timur latu Terengganu mengatakan kepada CNA bahwa ia tengah berjuang untuk mendapatkan jumlah pesanan yang wajar untuk menutupi biaya bisnis di tengah pandemi COvid-19. "Banyak orang di Terengganu tinggal di pedesaan. Pada tahun-tahun sebelumnya mereka berbondong-bondong ke pasar membeli burger untuk berbuka puasa," ucap pria berusia 49 tahun itu.

Mungkin penjualan saya akan turun 75 persen tahun ini, karena itu saya membeli sedikit persediaan.

Ramadan di MalaysiaOrang-orang berbelanja makanan di pasar Ramadan di Kuala Lumpur. (File foto: Dokumen AFP|Mohd Rasfan|Channel News Asia).

Sidek menambahkan warga pedesaan tidak terbiasa berbelanja online, terutama orangtua, mereka kesulitan untuk mengirim pesanan secara daring. "Mereka lebih suku beli dengan melihat langsung barangnya. Mereka menyukai burger Ramly karena bau daging yang diseduh," ucapnya.

Ia pasrah dengan adanya kebijakan pembatasan selama Ramadan. "Mungkin penjualan saya akan turun 75 persen tahun ini, karena itu saya membeli sedikit persediaan," kata Sidek.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Malaysia 1.306, Meninggal 10 Orang 

Para pedagang pakaian mencoba beralih ke penjualan online saat pandemi corona.  Aiman Mohammad Faizal, pedagang pakaian pada toko Aqil Naufal biasanya menjual baju kurung untuk lebaran di pasar Melaka. Ia mencoba berjualan online setelah tokonya sepi."Sulit menjual secara online karena pelanggan tidak dapat mencoba pakaian yang akan dibeli untuk memeriksa ukuran dan kecocokan," katanya. []

Berita terkait
Mahasiswa Malaysia Pulang dari Aceh Positif Corona
Tiga mahasiswa asal Malaysia baru pulang dari Aceh karena sedang libur kuliah dinyatakan positif terpapar virus corona.
TKI dari Malaysia Diminta Tes Virus Corona
Mendagri Tito Karnavian meminta TKI yang pulang dari Malaysia dites virus corona.
Malaysia Lockdown, Pasien Virus Corona Naik Signifikan
Meningkatnya jumlah penderita virus corona COVID-19, akhirnya Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin menetapkan lockdown
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.