Jakarta - Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta mengaku telah menurunkan 1.483 reklame tidak berizin di lima wilayah Ibu Kota pada Senin, 23 November 2020.
Tapi itu sebenarnya kegiatan rutin dan bukan hal yang luar biasa.
Reklame spanduk dan baliho yang dicopot Satpol PP termasuk yang bergambar wajah pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
"Kemarin diturunkan serentak. Tapi itu sebenarnya kegiatan rutin dan bukan hal yang luar biasa," ujar Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin kepada wartawan di Jakarta, dikutip Tagar, Selasa, 24 November 2020.
Baca juga: Wakil Sekretaris FPI Tuntut Keadilan Baliho Rizieq Shihab
Kata Arifin, penurunan reklame tersebut mulai dari kawasan permukiman warga hingga jalan protokol yang ada di Ibu Kota Jakarta.
Dia menandaskan, reklame yang diturunkan adalah yang tidak berizin dan tidak sesuai ketentuan pemasangan.
"Kalau tidak ada izin pasti akan kita turunkan," katanya.
Arifin berharap masyarakat yang akan memasang reklame mengedepankan untuk patuhi aturan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta demi menjaga ketertiban.
"Pokoknya harus ikuti aturan yang ada jika masyarakat mau pasang," ujar Arifin.
Baca juga: Pangdam Jaya Makin Tak Pandang Bulu dengan FPI dan Rizieq Shihab
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyatakan, hingga saat ini sedikitnya terdapat 900 spanduk atau baliho yang menampilkan gambar Rizieq Shihab telah ditertibkan oleh aparat gabungan sejak akhir September 2020.
"Sampai saat ini hampir 900-an (spanduk) di DKI (ditertibkan), bahkan ada warga yang ikut turunkan," kata Dudung di Jakarta, Senin, 23 November 2020.
Menurut Dudung, upaya penertiban spanduk dilakukan oleh aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP karena lokasi pemasangan yang tidak pada tempatnya serta melanggar ketertiban umum.
Lebih lanjut ia mengemukakan, upaya penurunan spanduk bahkan sudah dilakukan sejak dua bulan terakhir.
"Itu (penertiban spanduk) sudah dua bulan lalu dilakukan TNI, Polri dan Satpol PP. Awalnya yang turunkan Satpol PP, tapi Front Pembela Islam (FPI) minta dinaikkan lagi. Mereka siapa? Kalau pemerintah itu jelas organisasinya. Kok bisa takut sama mereka?" kata Dudung. []