Cerita Tegang dan Bahagia Khitanan Massal di Medan

Sejumlah anak mengikuti khitanan massal yang dilaksanakan di Sekretariat Bersama (Sekber) Rumah Kolaborasi Bobby Nasution, Jalan Cut Mutia, Medan.
Suasana Khitan Berkah di Sekber Rumah Kolaborasi Bobby Nasution, Rabu, 26 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Andi Nasution/Tim Media Bobby Nasution).

Medan - Ruangan itu berisi empat tempat tidur lipat. Masing-masing tempat tidur diisi oleh seorang anak yang ditemani oleh seorang keluarganya. Beberapa petugas kesehatan juga terlihat di ruangan itu, mereka mengenakan pakaian putih khas tenaga kesehatan.

Beberapa anak tampak tegang meski ayah atau ibunya menemani di samping tempat tidur. Tapi beberapa lainnya terlihat tenang. Semuanya mengenakan sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

Sebagian orang tua mereka mengajak bercakap untuk mengurangi ketegangan si anak, hingga tiba waktunya petugas kesehatan mendatangi mereka.

Sejumlah peralatan tertata rapi di situ, mulai dari gunting bedah, perban, jarum suntik dan beberapa jenis lainnya.

Wajah tegang anak-anak itu makin terlihat saat jemari para petugas kesehatan itu lincah menggunting kulit pada ujung kemaluan mereka untuk dilakukan khitan atau sunat.

Hari itu, Rabu 26 Agustus 2020, adalah hari kedua kegiatan Khitan Berkah di Sekretariat Bersama (Sekber) Rumah Kolaborasi Bobby Nasution, Jalan Cut Mutia, Medan.

Sebelum memasuki area kegiatan, semua yang hadir wajib diperiksa suhu tubuhnya. Petugas juga menanyakan riwayat perjalanan anak dan orang tuanya. Kemudian dilakukan rapid test.

Jika ada peserta yang reaktif, sesegera mungkin akan dimobilisasi. Jika ada peserta atau pengantar yang temperatur tubuhnya melebihi 36,4 celcius, disarankan untuk khitan keesokan harinya menunggu suhu tubuh normal kembali.

Sejak pagi, sekitar 20 orang anak didampingi orang tua masing-masing, telah datang menunggu giliran dipanggil untuk khitan.

Dari 20an anak, ada tiga peserta yang tampak lebih muda dari peserta lain. Mereka adalah Azmi Farras Tumanggor, Fathir, dan Evi Atala. Ketiganya masih berusia 8 tahun.

Batal Karena Takut

Fathir, salah satu dari ketiga anak itu terpaksa batal khitan, sebab dia merasa ketakutan saat memasuki ruang khitan. Padahal saat berada di ruang tunggu, tidak terlihat wajah cemasnya.

Di dalam ruang khitan, Fathir semakin terlihat tegang dan cemas. Dia pun meminta pada ibunya agar tidak jadi khitan.

Panitia khitan sempat membantu sang ibu membujuk putranya, hingga akhirnya Fathir mau naik ke tempat tidur khitan. Namun usai dibius, ketakutan Fathir kembali lagi, sehingga menolak di khitan.

"Jangan dipaksa bu. Tunggu tenang dulu," ucap dokter Ridho yang akan mengkhitannya. Namun setelah beberapa lama dibujuk, Fathir tetap tidak mau khitan.

Cerita Khitan MAssal di Medan 2Petugas mendata anak-anak yang akan mengikuti Khitan Berkah di Sekber Rumah Kolaborasi Bobby Nasution, Rabu, 26 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Andi Nasution/Tim Media Bobby Nasution).

Berbeda dengan Fathir, Azmi Farras yang hadir dengan memakai baju koko berwarna coklat, cukup berani. Tidak terdengar tangisan dari bocah warga Medan Denai ini saat dilakukan khitan. Usai di khitan, Azmi pun tak tampak kesakitan. "Padahal yang lain lebih tua, tapi dia tidak kesakitan," ungkap ibunya, Mawar Sinaga.

Dituturkan sang ibu, putra kedua Arifin Tumanggor ini, mengajukan diri saat diajak ikut khitan massal. Padahal abangnya enggan untuk di khitan.

Dia punya abang kelas 5 SD, tapi belum mau di khitan. Dia malah mengajukan diri.

Lain lagi dengan Evi Atala. Anak dari Koordinator Cabang Relawan Gerakan Medan Berkah (GMB) Medan Maimun, Hendri, sebelumnya dijadwalkan khitan pada Selasa 25 Agustus 2020. Namun, Evi lari ketakutan dan gagal khitan.

Hari itu, Evi kembali hadir. Dia mengenakan kaus berwarna kuning. Tahapan demi tahapan khitan diikuti Evi ditemani ponselnya.

Saat khitan Evi membaca ayat-ayat pendek Alquran. Meski tetap terlihat tegang, namun Evi tidak lagi enggan. Rupanya sang ayah menjanjikan motor trail untuk Evi jika mau khitan.

"Dia minta kereta trail, kita berikan asal mau khitan. Makanya mau," jelas Hendri.

"Saya dan istri sepakat Evi ikut khitan massal ini. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, kami berani ikut sertakan Evi karena yakin dengan protokol kesehatan yang diterapkan di sini," ungkapnya.

Cerita Khitan Massal di Medan 3Evi Atala, 8 tahun, peserta Khitan Berkah di Sekber Rumah Kolaborasi Bobby Nasution Jalan Cut Mutia Medan, yang mendapat hadiah motor trail dari ayahnya. (Foto: Tagar/Andi Nasution/Tim Media Bobby Nasution)

Dia berharap Bobby Nasution dan Aulia Rachman selaku bakal calon pasangan Wali Kota-Wakil Wali Kota Medan tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti ini secara berkelanjutan, bahkan jika terpilih. Agar terus ada program yang membantu warga yang kurang mampu.

Tertunda Karena Pandemi

Cerita berbeda dialami Abdul Majid, 11 tahun. Bocah yang duduk di kelas 5 SD ini, sudah berulangkali meminta untuk di khitan. Namun orang tuanya, Surya Darma dan Ramadani belum bisa mewujudkan karena keterpurukan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Awalnya Majid tidak masuk dalam daftar anak yang mengikuti Khitan Berkah, namun akhirnya dia bisa ikut kegiatan itu karena ada satu orang peserta yang sudah terdaftar gagal mengikuti Khitan.

"Setiap hari, pergi kerja memang lewat Jalan Cut Mutia. Tadinya lihat ada spanduk Khitan Berkah disini. Saya coba tanya, bisa tidak anak saya ikut. Kata panitia tidak bisa lagi, karena sudah terdaftar anak-anaknya. Dan saya dimintai nomor handphone oleh panitia, akan dihubungi saat tahap selanjutnya dilakukan," tutur Surya Darma.

"Setiap salat di masjid, dia maunya gabung di saf yang dewasa. Tapi selalu disuruh ke belakang karena belum khitan. Makanya dia menuntut ayahnya untuk khitan," ungkap Ramadani, istrinya.

Bocah Ikut Khitan Berkah Bobby NasutionAbdul Majid ditemani sang ibu Ramadani, seusai mengikuti Khitan Berkah di Sekber Rumah Kolaborasi Bobby Nasution Jalan Cut Mutia Medan. (Foto: Tagar/Tim Media Bobby Nasution).

Bakal Calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution berharap Khitan Berkah ini, benar-benar bisa membawa keberkahan bagi warga Kota Medan, khususnya yang tidak mampu.

"Kita melaksanakan khitan massal di masa pandemi Covid-19, memenuhi seluruh standar protokol kesehatan. Sehingga mengeleminir potensi-potensi penyebaran Covid-19," ungkap pengusaha milenial ini.

Semangatnya, imbuh Bobby, juga membantu warga Medan yang memang terimbas pandemi secara ekonomi. Juga memberi pemahaman kepada publik bahwa untuk mengkhitankan anak, perlu kewaspadaan tinggi.

"Jangan sampai prosesnya tidak memenuhi standar protokol kesehatan," kata penggagas #KolaborasiMedanBerkah ini.

Apalagi, lanjutnya, ini momentum yang tepat untuk khitan. Dimana anak-anak sedang proses belajar di rumah. "Artinya punya kesempatan untuk berkhitan," kata suami dari Kahiyang Ayu ini.

Sementara, Aulia Rachman, bakal Calon Wakil Wali Kota Medan, berharap Khitan Berkah ini dapat menekan anak-anak, agar tidak bermain di luar rumah saat masa pandemi Covid-19.

"Karena memang saat ini dalam penelitian, kondisi pandemi Covid-19 sangat rentan pada anak-anak. Karena anak-anak ini imunitasnya naik turun, fluktuatif. Apabila dia sunat, dia tentu tidak keluar," ucap pasangan yang akan bertarung dalam Pilkada Medan pada 9 Desember 2020.

Ketua Komisi II DPRD Kota Medan ini juga mengucapkan syukur karena kegiatan tersebut berjalan lancar. Menurut dia, kegiatan dilaksanakan dalam memeriahkan kemerdekaan RI yang ke-75.

"Alhamdulillah, anak-anak juga pada senang. Mungkin karena aktivitas anak-anak juga tidak terlalu padat di sekolah jadi antusiasme mereka tinggi. Bahkan cerita para orangtua, anaknya yang ingin khitan dan menawarkan diri," tuturnya.

Penanggung jawab Khitan Berkah, Faisal Arbi menjelaskan, dari sisi medis, sebenarnya tidak ada usia minimal dan maksimal yang ditetapkan untuk berkhitan. Melihat dari ukuran kelaminnya, kalau sudah bisa dilakukan, usia berapapun itu tidak masalah, lebih cepat lebih bagus untuk menjaga kebersihan. []

Berita terkait
Dara Bantaeng 2020 dan Sampah Hutan Pinus Rombeng
Aisyah, 17 tahun, Dara Bantaeng, menyoroti salah satu obyek wisata di Kabupaten Bantaeng, yakni Hutan Pinus Rombeng di Kecamatan Uluere.
Api 2 Ribu Obor Meliuk-liuk di Mandailing Natal
Ribuan obor dinyalakan dalam rangka menyambut dan memeringati tahun baru Hijriyah di Kabupaten Mandailing Natal
Selera Rokok yang Terpaksa Berubah Akibat Pandemi
Sejumlah warga di Kabupaten Banyuwangi mengubah selera rokoknya dari rokok pabrikan menjadi rokok tembakau lintingan sendiri akibat pandemi.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)