Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya telah mengundang ahli bidang food estate maupun bioteknologi pertanian di Indonesia, termasuk dari Rusia.
Pentingnya penataan air itu karena pada tahun 2015 di Kabupaten Pulang Pisau terjadi karhutla yang sangat parah. Itu hendaknya jangan terulang lagi.
Tujuannya, untuk mencari solusi agar kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas dapat dicegah dan ditanggulangi. Para ahli itu, juga diminta untuk berkolaborasi dengan akademisi di Universitas Palangka Raya dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan tersebut.
"Biarlah nanti kita ini terbuka. Jadi kita membuka diri untuk saling mengoreksi dan saling memperbaiki terhadap apa yang akan dibuat. Dengan begitu, hasilnya yang akan dicapai benar-benar optimal dan sesuai harapan," tutur Luhut, Selasa, 6 April 2021.
Luhut juga menjelaskan, penataan air di lokasi food estate di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, menjadi kunci penting dalam mensukseskan pertanian sekaligus mencegah serta menanggulangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Pentingnya penataan air itu karena pada tahun 2015 di Kabupaten Pulang Pisau terjadi karhutla yang sangat parah. Itu hendaknya jangan terulang lagi," ungkap Luhut saat melakukan kunjungan ke lokasi Food Estate di Pulang Pisau.
- Baca juga : Luhut Pandjaitan: Panen Food Estate Humbang Hasundutan Sangat Baik
- Baca juga : Luhut Pandjaitan Ingin Biaya Logistik Menjadi 17% Sebelum 2024
Menurutnya, rekayasa tata kelola air dan pengolahan naik turunnya air sangat penting untuk keberhasilan maupun efektivitas pertanian di lahan basah. Di mana Tata kelola dan naik turunnya air itu harus benar-benar dari hulu hingga hilir di lokasi food estate.
Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) ini juga mengatakan, dirinya mendapat perintah dari Presiden Jokowi agar alat mesin pertanian yang digunakan di lokasi food estate, benar-benar hasil produksi Indonesia dan mudah digunakan oleh para petani serta murah dalam hal pemeliharaan. []