Kudus - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Kudus mengembangkan inovasi baru untuk pencegahan penularan Covid-19. Alat tersebut bernama lemari sterilisasi.
Kepala Dinas Arpusda Kudus, Masyudi membenarkan keberadaan lemari sterilisasi ini ditujukan untuk menjaga keamanan pengunjung maupun pekerja Arpusda dari potensi paparan virus Corona. Dimana lemari sterilisasi ini berfungsi membunuh kuman maupun virus yang menempel pada buku.
Ini bagian dari ikhtiar kami, selain menerapkan prtokol kesehatan ketat dan pembatasan pelayanan.
Sebagaimana diketahui penyebaran virus Corona tidak hanya melalui percikan air ludah (droplet) saja, melainkan juga dari sentuhan tangan. Dengan adanya lemari sterilisasi ini pengunjung tidak perlu takut atau khawatir buku di Arpusda menjadi media penularan Covid-19.
"Ini bagian dari ikhtiar kami, selain menerapkan prtokol kesehatan ketat dan pembatasan pelayanan," katanya saat ditemui Tagar di Garden Library Gedung Arpusda Kudus, Jumat, 7 Agustus 2020.
Soal teknis penggunaan lemari sterilisasi, Masyudi menyebut lemari tersebut nantinya akan dilengkapi dengan lampu ultraviolet tipe c dengan daya 15 watt. Lampu ini biasanya digunakan Central Sterile Supply Departemen (CSSD) rumah sakit untuk mensterilkan peralatan medis.
"Jadi buku yang dikembalikan oleh peminjam, nantinya akan di scan dan di masukkan kedalam lemari sterilisasi selama 24 jam. Setelah itu, buku baru tata kembali ke rak sesuai kategorinya," terang dia.
Untuk saat ini, masih kata Masyudi, pihaknya masih berproses memesan lampu pembunuh virus tersebut. Sementara, proses sterilisasi buku yang ada menggunakan lampu bohlam dengan suhu 40 derajat celcius.
"Di dalam lemari itu sudah kami lengkapi dengan alat pengukur suhu otomatis. Sehingga saat suhu melebihi 40 derajat celcius, secara otomatis lampu akan mati. Dan lampu akan menyala lagi jika suhu di dalam lemari kurang dari 40 derajat celcius," tutur dia.
Lemari sterilisasi ini, masih kata Masyudi, memiliki kapasitas penyimpanan antara 50 hingga 100 buku. Kapasitas ini dirasa pihaknya cukup untuk menampung buku-buku pengembalian masyarakat setiap harinya.
Masyudi tidak memungkiri, di masa pandemi ini jumlah pengunjung Arpusda mengalami penurunan yang signifikan. Jika biasanya dalam sehari ada ratusan pengunjung yang datang, kini hanya belasan orang saja.
"Kami batasi memang. Pelayanan selama pandemi hanya untuk pembuatan kartu anggota, peminjaman dan pengembalian buku," pungkasnya. []