Makassar - Mahasiswi program studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar membuat antiseptik yang terbuat dari lidah buaya serta dari kulit jeruk sangkis sehingga ramah lingkungan bagi pengunanya.
Terobosan itu bisa menjadi solusi untuk menjawab kelangkaan cairan antiseptik yang selama beberapa pekan terakhir menjadi buruan warga Kota Makassar akibat penyebaran virus corona.
Pembuatan antiseptik ini cepat dan gampang. Bahan dasarnya lidah buaya diperas setelah diiris hingga mengeluarkan gel saat disaring.
Bahan pembuatan antiseptik terbuat dari kulit buaya dan kulit jeruk sangkis dengan waktu pembuatannya tidak cukup lama. Mahasiswi FTI UMI pun mengolahnya di dalam laboratorium kampus mereka.
Kepala Laboratorium Teknik Kimia FTI UMI, Rismawati Rasyid mengatakan, bahan pembuatan antiseptik ini mudah didapatkan dan proses pembuatannya tidak memakan waktu cukup yang lama.
"Pembuatan antiseptik ini cepat dan gampang. Bahan dasarnya lidah buaya diperas setelah diiris hingga mengeluarkan gel saat disaring. Begitu pun kulit jeruk di iris dengan ukuran kecil kemudian diperas agar mengeluarkan esensial oil nya," ungkap Rismawati.
Bahan dasar kemudian dicampur menggunakan alkohol kadar 70 persen hingga dapat digunakan sebagai cairan cuci tangan yang menyerupai antiseptik layaknya yang diperjualbelikan di pasaran.
"Cairan antiseptik yang dibuat lima mahasiswi ini begitu ramah lingkungan dan nyaman dikulit penggunaannya serta mematikan kuman," katanya.
Saat ini, cairan antiseptik buatan mahasiswi FTI UMI belum diproduksi secara massal. Namun, telah digunakan dikalangan mahasiswa.
Begitupun dikalangan civitas akademika UMI digunakan sebagai pengganti cairan antiseptik yang mengalami kelangkaan dipasaran ditengah merebaknya virus corona yang telah merenggut nyawa di tanah air. []