Cara Efektif Hilangkan Ketakutan Pengidap Kanker

Ahli Hematologi Onkologi Medik RSCM menyebutkan pentingnya edukasi bagi penderita kanker untuk melakukan pengobatan secara medis.
Ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Ikhwan Rinaldi (Tengah). (Foto: Tagar/Rivaldi Dani Rahmadi)

Jakarta - Ahli Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Ikhwan Rinaldi menekankan pentingnya  pemberian edukasi untuk pengidap kanker agar tidak takut menghadapi pengobatan medis.  Ia mengatakan hal itu lantaran melihat  banyaknya pengidap kanker yang berobat tidak pada tempat semestinya. 

"Banyak pasien memilih jalan alternatif lain yang bukan semestinya dalam bidang medis yang tidak berstandar," kata dr. Ikhwan Rinaldi dalam bincang kanker dengan pakar menyambut 20 tahun Eugenia Communications di Jakarta, Kamis, 30 Januari 2020. 

Menurut dia, pasien kanker masih banyak yang khawatir dengan prosedur pengobatan biopsi karena dinilai bisa menyebabkan pertumbuhan sel kanker menjadi ganas. 

Psikiater atau psikolog diperlukan untuk pasien yang semangatnya kurang.

"Seharusnya tidak boleh menghindari biopsi, karena di manapun di bidang kedokteran, tanpa ada hasil biopsi tidak ada pengobatan," ujar dia.

Proses pengobatan kanker sendiri dilakukan beberapa tahap, seperti radiotherapy, chemotherapy, targeted therapy, dan yang paling terbaru, yaitu checkpoint inhibitors. 

Menurut dia, memang membutuhkan waktu lama untuk proses pengobatan penyakit mematikan ini dan di sini peran psikolog dan keluarga sangat penting untuk mendukung mereka yang telah terjangkit penyakit berbahaya itu.

"Psikiater atau psikolog diperlukan untuk pasien yang semangatnya kurang. Selain itu, support keluarga menjadi yang sangat penting untuk pasien kanker," tuturnya.

Dia meminta semua kalangan yang menderita penyakit berbahaya tersebut tetap semangat mengikuti berbagai rangkaian pengobatan kanker yang sesuai standar medis. 

"Semoga dengan adanya presentasi ini bisa membuat masyarakat lebih cerdas dan lebih pintar melakukan pengobatan terhadap kanker. Harapannya masyarakat jadi paham dan tidak takut lagi untuk mengikuti berbagai prosedur yang seharusnya dikerjakan oleh seorang pengidap kanker," ucapnya.

World Health Organization (WHO) mencatat ada sekitar 18,1 juta kasus kanker baru, dan 9,6 juta kematian terjadi pada tahun 2018. Selain itu,  data WHO di tahun 2019 menyebutkan 195.300 jiwa terkena kanker yang menyebabkan kematian di antaranya, 103.000 laki-laki dan 92.200 jiwa perempuan. []

Baca juga:

Berita terkait
Hati-hati, Lima Makanan Pemicu Kanker Payudara
Makanan pemicu kanker payudara sudah harus dihindari. Berikut Tagar berikan penjelasannya.
Cegah Kanker dan Sembilan Manfaat Buah Aprikot
Buah aprikot kaya akan manfaat untuk kesehatan, jadi jangan sia-siakan khasiatnya.
5 Tokoh Indonesia dengan Riwayat Kanker Pada 2019
Sepanjang 2019, beberapa tokoh atau public figure Indonesia yang berjuang melawan kanker. Siapa sajakah?