Cara Cepat Kaya Buat Milenial

Generasi milenial cenderung memiliki kesempatan kaya lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya
Ilustrasi - Banyak uang, kaya. (Foto: Pixabay/Maklay62)

Jakarta - Tren literasi keuangan di kalangan milenial terus menunjukan peningkatan dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan. Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska mengatakan, sebenarnya masyarakat di Tanah Air telah familiar dengan konsep keuangan, yakni menabung dan investasi harus dilakukan sedini mungkin.

“Namun kita harus mulai membuat pola yang terencana dan menekankan bahwa investasi perlu dilakukan untuk membantu generasi muda mencapai aspirasi keuangannya,” ujar dia kepada Tagar dalam keterangan tertulis, Jumat, 3 Juni 2020.

Juky menambahkan, bahwa anak muda memiliki kelebihan dalam melakukan investasi dari sisi waktu atau durasi. Oleh karena itu, dia mengajak anak muda untuk segera memanfaatkan waktu untuk selalu belajar dan berani mencoba hal baru.

“Mengajak anak muda untuk memanfaatkan waktu #DiRumahAja untuk belajar dan mencari pengetahuan baru, misalnya untuk menganalisa sebuah perusahaan, belajar bisnis serta investasi,” tuturnya.

Untuk membantu generasi milenial berani mulai berinvestasi, Juky membagikan tips mengenai bagaimana memulai berinvestasi:

1. Menentukan tujuan investasi

Sebelum melakukan investasi, sebaiknya ketahui tujuan kita untuk melakukan investasi. Tujuan juga harus dibedakan menjadi tujuan jangka pendek, misalnya untuk membeli mobil atau tujuan jangka panjang, misalnya membeli rumah.

2. Mencari produk investasi yang cocok dengan kondisi finansial dan mental

Dalam menentukan produk atau partner untuk berinvestasi, perlu dilakukan analisa yang mendalam mengenai perusahaan yang ingin diinvestasikan dengan melihat dari laporan keuangannya, public expose dan lain sebagainya. Pada tahap ini, penting untuk melakukan analisa secara detail terhadap suatu produk investasi.

3. Menyesuaikan risk dan return

Kita juga harus memahami risiko yang dimiliki oleh produk-produk investasi tersebut. Terdapat dua resiko dalam berinvestasi, yaitu resiko agresif dan risiko konservatif. Pada tahap ini kita sebaiknya memikirkan apakah return yang kita terima sesuai dengan risk yang kita berikan.

4. Memiliki keberanian dan membuat strategi

Mulai berinvestasi bisa dilakukan secara perlahan. Contohnya untuk pemula dengan profil resiko moderate bisa mencoba mengalokasikan 50% ke reksadana saham dan yang sisanya bisa dibagi ke obligasi pemerintah dan deposito.

5. Lakukan review secara berkala

Pastikan untuk melakukan review terhadap keputusan investasi kamu setiap 3 atau 6 bulan sekali dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan tren yang sedang terjadi.

Berita terkait
Dana Darurat Bisa Jadi Investasi, Bagaimana Caranya?
Chief Invesment Officer Arkana Finance Fioney Sofyan menuturkan banyaknya manfaat ketika pekerja mengalokasikan pendapatan untuk dana darurat.
Hadapi Bencana Banjir, Mulailah Kelola Dana Darurat
Chief Invesment Officer Arkana Finance Fioney Sofyan mengatakan penyisihan sebagian pendapatan untuk pos dana darurat harus dimulai sedini mungkin.
BUMN, Utang, dan Siasat Menjaga Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berada dalam kondisi yang cukup mengkhawatirkan, terlebih dalam situasi pandemi