Cabai Mahal, Petani Taput Ronda Malam di Lahan

Meroketnya harga cabai di pasaran, memaksa petani di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara berjaga hingga subuh di lahan mereka.
Hasil panen cabai di Sipoholon cukup memuaskan dari jumlah panen dan peningkatan harga. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Tarutung - Meroketnya harga cabai di pasaran, memaksa petani di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara berjaga hingga subuh di lahan mereka.

Antisipasi dini ditempuh menghindari aksi pencurian buah cabai yang saat ini tembus harga rata-rata di atas Rp 30 ribu satu kilogram.

"Hindari maling, kami sepakat melakukan ronda keliling di seputaran persawahan yang ditanami cabai", ungkap M Simanungkalit, 42 tahun, warga Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon kepada Tagar, Senin 2 September 2019 malam.

Ronda malam dilakukan secara rutin, berkaca pada pengalaman sebelumnya yang marak pencurian.

"Pengalaman masa lampau, empat tahun silam, akibat tidak terjaga, puluhan petani di sini merugi puluhan juta akibat ulah pencuri. Saat itu harga 60 ribu per kilogram," terangnya.

Produksi tahun ini cukup bagus. Harga saat ini sangat membantu perekonomian petani kita

Demikian juga di Desa Hutauruk Hasundutan, Kecamatan Sipoholon, pasangan suami isteri terlihat turun meronda di malam hari menjaga tanaman cabai mereka.

Dengan peralatan ronda seperti lampu senter dan selimut tebal, mereka berjaga di lahan yang tengah panen raya.

"Terpaksa kita antisipasi dengan cara seperti ini. Kami harus siap bertahan di kedinginan embun malam di tengah sawah," kata Hutauruk, Senin 2 September 2019 malam.

Informasi diperoleh Tagar dari penampung hasil panen cabai di tingkat petani di Kecamatan Sipoholon, terjadi fluktuasi harga fantastis dalam rentang empat hari terakhir.

"Harga cabai merah di tingkat petani mengalami penurunan dari 60 ribu rupiah turun menjadi 58 ribu rupiah. Kemudian dari harga 48 ribu rupiah turun saat ini menjadi 38 ribu rupiah satu kilogram," terang Rapma Simanungkalit, pengumpul cabai di Dusun Sibuntuon, Sipoholon, Selasa 3 September 2019.

Rapma mengatakan, hasil petani tahun ini di desanya jauh lebih banyak di banding tahun silam. Faktor cuaca dan serangan hama dan penyakit cukup terantisipasi di tingkat petani.

"Tahun ini jauh lebih baik dari sisi produksi. Tidak lepas dari cuaca yang bersahabat dan penanganan hama dan penyakit yang makin maju," katanya.

Informasi dari Sondang EY Pasaribu, Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Utara, produksi panen cabai Tapanuli Utara untuk bulan Agustus 2019 sudah mencapai 19.753 kilogram dan prediksi sampai September 2019 ada pada angka 18.550 kilogram.

"Produksi tahun ini cukup bagus. Harga saat ini sangat membantu perekonomian petani kita. Untuk mengantisipasi kejadian pencurian yang dikeluhkan warga bagusnya dijaga secara rutin," kata Sondang. []

Berita terkait
Elpiji Subsidi Ukuran 3 Kg Langka di Taput
Sudah tujuh hari gas elpiji ukuran 3 kilogram sangat langka di wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Bupati Taput: Bali Tak Ada Wisata Halal atau Tak Halal
Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, menolak keras rencana penerapan konsep wisata halal.
Bayi Kembar Siam di RS Adam Malik Bisa Pulang ke Taput
Bayi kembar siam yang telah menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Adam Malik, Medan akhirnya bisa pulang.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina