Bantul - Sejumlah tokoh ikut mengomentari rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang ingin menghapus ujian nasional (UN). Mantan Big Bos PT Gojek Indonesia ini diminta berhati-hati mewacanakan rencana kebijakan tersebut.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif mengatakan UN selama ini ada untuk menjaga mutu pendidikan. "Itu harus hati-hati. Ndak semudah itu. Artinya, ditinjau dari segala perspektif. Sebab, di mana-mana ujian nasional itu ada untuk menjaga mutu," katanya usai menghadiri pengukuhan Haedar Nashir sebagai guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ke-14 di Kampus UMY, Kamis, 12 Desember 2019.
Buya mengatakan UN selama ini untuk menjadikan anak didik punya keseriusan dalam belajar. "Nanti Kalau tidak begitu, para murid dan para siswa tidak sungguh-sungguh lagi. Jangan tergesa-gesa lah," kata Buya.
Menurut dia rencana yang digulirkan Mendikbud perihal penghapusan UN harus dikaji ulang secara mendalam. "Dengan melibatkan pakar pendidikan yang mengerti betul itu ya. Jangan serampangan. Ini bukan Gojek, pendidikan ini ya," ucapnya.
Di tempat yang sama, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan UN tetap penting sebagai bagian dari pendidikan. "Nanti kita bicarakan itu ya, ya jangan menciptakan generasi muda yang lembek. (UN) tetap pentinglah itu, semua harus belajar," ucapnya.
Jangan serampangan. Ini bukan Gojek, pendidikan ini ya.
Di sisi lain, Pemrintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tidak tidak ambil pusing dengan penghapusan UN. Alasannya, Pemda DIY telah merumuskan sebuah formula khusus pengganti UN jika UN sudah tidak berlaku.
"Penghapusan UN tidak ada masalah, karena untuk DIY sudah mempraktekan di jenjang Sekolah Dasar," kata Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji.
Menurut dia, sejak UN SD dihapus, Pemda DIY tetap menyelenggarakan ujian kompetensi akhir untuk SD. "Karena memang itu digunakan untuk masuk SMP,” kata Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY ini.
Aji, sapaan akrabnya, mengatakan, ujian di akhir jenjang pendidikan layaknya UN tetap diperlukan. “Kalau UN dihapus, kita tinggal bikin formula sendiri khusus untuk DIY, tidak masalah," kata dia.
Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan program pengganti UN akan diberlakukan mulai 2021 mendatang. "Penyelenggaraan UN 2021 yang terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter," kata Nadiem di Jakarta.
Sistem yang baru itu bernama Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Nantinya tidak hanya menilai siswa, namun juga mengacu kepada sekolah berdasarkan kompetensi materi yang diajarkan. []
Baca Juga:
- Nadiem Makarim Hapus Ujian Nasional Pada 2021
- Mendikbud Nadiem Makarim Tambah Kuota Jalur Prestasi
- Kemendikbud Terus Usulkan Warisan Budaya ke UNESCO