Busyro Muqqodas Desak Kapolri Tarik Firli Bahuri

Busyro menilai terpilihnya Firli Bahuri tak terlepas dari kinerja Panitia Seleksi KPK yang tak becus dan amburadul.
Mantan Komisioner KPK, Busyro Muqqodas. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Terpilihnya Inspektur Jenderal (Irjen) Firli Bahuri menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menuai sorotan dari aktivis antikorupsi. Tak terkecuali dari mantan Komisioner KPK, Busyro Muqqodas.

Busyro menilai terpilihnya Firli Bahuri tak terlepas dari kinerja Panitia Seleksi (Pansel) KPK yang tak becus dan amburadul.

"Kerja pansel untuk capim (calon pimpinan) KPK itu kelewat batas dan amburadulitas kelewat batas," kritik Busyro, ditemui di Sekretariat Pengurus Wilayah PW Muhammadiyah Jatim, Surabaya, Sabtu 14 September 2019.

Busyro meminta kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menindak Firli Bahuri karena masih aktif sebagai Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) dan telah terbukti melakukan pelanggaran etik ketegori berat ketika menjadi Deputi Penindakan KPK 2018 lalu.

Ia mengaku seharusnya Kapolri menarik Firli kembali ke institusi Polri, dan membatalkan pemilihannya sebagai Ketua KPK.

"Track record-nya tentang Firli ada. Sekarang pertanyaannya apakah Kapolri punya itikad baik untuk menarik Firli atau tidak," tegasnya.

Potensi conflict of interest-nya besar sekali. Dikhawatirkan akan menghambat pemberantasan korupsi

Untuk itu, Busyro meminta kepada Kapolri untuk tidak menutup mata dan sebaiknya menarik Firli karena memiliki sejumlah catatan buruk tentang anggotanya tersebut.

"Sebelum Firli mendaftar, pasti meminta izin ke Kapolri. Pak Kapolri itu orang pintar, profesor, tentu mestinya punya itikad baik, punya kejujuran," kata Busyro.

Busyro menegaskan jika Firli tetap akan memimpin KPK, maka akan terjadi konflik kepentingan di tubuh KPK. Hal ini, kata dia akan mengganggu jalannya upaya pemberantasan korupsi yang selama ini sudah ada.

"Potensi conflict of interest-nya besar sekali. Dikhawatirkan akan menghambat pemberantasan korupsi," tutup Busyro.

Sebelumnya, Firli Bahuri terpilih menjadi Ketua KPK setelah melalui fit and proper test dan meraih suara terbanyak di DPR RI.

Secara maraton, Komisi III DPR juga langsung melakukan pemungutan suara menentukan lima dari 10 capim KPK.

Hasilnya, telah terpilih lima orang pimpinan KPK. Kelimanya yakni, Nawawi Pomolango dengan suara 50, Lili Pintauli Siregar 44 suara, Nurul Ghufron 51, Alexander Marwata 53 suara, dan Firli Bahuri 56 suara.

Sementara itu, capim yang lain yakni Johanis Tanak memperoleh 0 suara, Luthfi Jayadi Kurniawan 7 suara, Roby Arya Brata 0 suara, Sigit Danang Joyo 19 suara, dan I Nyoman Wara 0 suara.[]

Berita terkait
Antasari Azhar Tanggapi Kontroversi Firli Bahuri
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meminta Firli Bahuri dapat menjadi manajer yang baik di lembaga yang dipimpinnya dan merangkul seluruh jajarannya.
Sukacita Sumatera Selatan untuk Firli Bahuri
Terpilihnya Firli Bahuri menjadi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi disambut sukacita oleh sejumlah petinggi di Sumatera Selatan.
Firli Bahuri, Jejak Masa Lalu Hingga ke Kursi Ketua KPK
Inspektur Jenderal Polisi Firli Bahuri terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2019-2023. Ini jejak masa lalunya.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.