Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyiapkan insentif untuk santri Banyuwangi dari keluarga kurang mampu, baik di dalam maupun luar Banyuwangi. Insentif tersebut untuk membantu santri sebagai bekal kembali mondok ketika pandemi Covid-19 berakhir.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan insentif yang disiapkan diharapkan bisa membantu dan menjadi bekal bagi para santri.
Sehingga bagi santri dari keluarga kurang mampu akan diberikan insentif ini.
”Sekarang semua pesantren memulangkan santrinya. Ketika pandemi berakhir ke depan, para santri tersebut akan kembali ke pesantrennya masing-masing, baik yang berada di dalam maupun luar Banyuwangi. Mereka balik butuh ongkos, butuh bekal, padahal di masa pandemi ini ekonomi keluarganya menyusut. Mereka bisa kebingungan cari sangu (bekal),” ujarnya melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Senin, 20 April 2020.
Anas menjelaskan, selain di dalam Banyuwangi, banyak santri dari daerah ujung timur Pulau Jawa itu mondok di berbagai pesantren di luar Banyuwangi. Tentu untuk kembali ke pesantrennya, mereka membutuhkan biaya transportasi, baik itu untuk tiket bus atau kereta api.
”Sehingga bagi santri dari keluarga kurang mampu akan diberikan insentif ini. Jangan sampai mereka putus mondok, bingung untuk kembali ke pesantren. Insentif ini Insya Allah bisa sedikit membantu,” tutur Anas.
Saat ini, program insentif tersebut masih dimatangkan termasuk akan disampaikan ke sejumlah pesantren di Banyuwangi untuk dimintakan saran kepada para kiai dan pengasuh pesantren. Untuk santri di dalam Banyuwangi, pendataan melalui pengurus pondok pesantren melalui sistem pendaftaran online.
”Tentu mungkin tidak bisa semua santri bisa dijangkau pemerintah daerah, katakanlah pemda bisa membantu 4 hingga 5 ribu santri. Kami berharap dunia usaha dan para donatur juga ikut membantu pendidikan para santri ini,” ujar Anas.
Anas menjelaskan insentif santri adalah satu dari sekian program jaring pengaman sosial yang disiapkan Pemkab Banyuwangi untuk membantu masyarakat menghadapi wabah virus corona.
Di antaranya paket sembako bagi keluarga miskin selama beberapa bulan, bantuan penyandang disabitas, nutrisi ibu hamil dan menyusui, bantuan pekerja seni, penambahan penerima beasiswa kuliah, hingga bantuan konsumsi harian bagi pekerja informal masih harus bekerja di luar rumah.
”Selama ini jaring pengaman fokus ke sembako, padahal ada anak-anak muda perdesaan yang nyantri di banyak pesantren mungkin akan kebingungan bagaimana balik ke ponpes. Itu harus diberi perhatian, karena mereka selama ini ikut mewarnai potret keagamaan yang ramah, ikut menjaga bingkai ke-Indonesia-an,” kata Anas. []