Bunga Acuan Tetap, Rupiah Terkoreksi Tipis

Rupiah pada Selasa, 14 April 2020 terkoreksi tipis setelah Bank Indonesia mengumumkan suku bunga acuan yang tetap di posisi 45 persen.
Petugas bank menunjukkan uang saat melayani penarikan uang nasabah di bank BNI Syariah Lhokseumawe, Aceh, Jumat, 13 Maret 2020.(Foto: Antara/Rahmad/ama)



Jakarta - Bank Indonesia (BI), hari ini, Selasa, 14 April 2020, tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Dewan Gubernur BI, di posisi di 4,5 persen karena fundamental ekonomi masih cukup stabil. Usai BI mengumumkan suku bunga acuan, nilai tukar rupiah terkoreksi tipis.

Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, ditutup melemah 15 poin atau 0,1 persen menjadi Rp 15.645 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.630 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Menguat, BI Ucapkan Terima Kasih ke Eksportir 

Intervensi BI  mampu membawa rupiah relatif stabil meski pada Selasa sore, melemah tipis.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kondisi fundamental ekonomi yang cukup stabil membuat BI mempertahankan suku bunga acuan. Di sisi lain BI, kembali melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi.

"Walaupun saat ini masa WFH (work from home), perdagangan tersebut sudah aktif bertransaksi dari pembukaan pagi dan kondisi global akibat pandemi virus corona ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga dengan sigap melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang Garuda," ujar Ibrahim seperti dikutip dari Antara.

Intervensi tersebut, lanjut Ibrahim, mampu membawa rupiah relatif stabil meski pada Selasa sore, melemah tipis.

Sentimen lainnya, pemerintah melalui menteri keuangan mengungkapkan skenario terberat pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 akan berada di posisi 0,3 persen hingga minus 2,6 persen akibat merebaknya pandemi Covid-19. Kuartal tersebut merupakan periode terberat untuk perekonomian Indonesia.

Di sisi lain, tekanan pertumbuhan ekonomi masih akan berlanjut hingga kuartal III. Namun ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan kembali membaik. Sedangkan secara tahunan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 2,3 persen, namun skenario terburuk pertumbuhan ekonomi minus hingga 0,4 persen di tahun ini.

Untuk menahan jatuhnya pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan mengerahkan APBN 2020 pada tiga prioritas. Yakni sektor kesehatan, jaring pengaman sosial (social safety net), dukungan kepada dunia usaha dan yang terpenting adalah perkembangan wabah Covid-19 yang berangsur-angsur berkurang sehingga skenario tersebut bisa berjalan seperti yang diinginkan.

Dari eksternal, rilis data neraca perdagangan China lebih baik dari perkiraan di tengah tekanan berat ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Berdasarkan data neraca Tiongkok, nilai ekspor China turun 6,6 persen dan impor turun 0,9 persen pada bulan Maret secara tahunan, lebih rendah dari konsensus. Neraca perdagangan China pada Maret tercatat surplus 20 miliar dolar AS.

Baca JugaPolitisi Golkar Minta BI Perkuat Stabilitas Rupiah

Rilis data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan itu disebabkan oleh sebagian wilayah yang kini kembali beraktivitas dan pembatasan wilayah atau lockdown mulai dilonggarkan di pusat industri Wuhan.[]

Berita terkait
Rupiah Menguat, BI Ucapkan Terima Kasih ke Eksportir
Bank Indonesia mengapresiasi para eksportir yang ikut dalam memasok valas sehingga dapat terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah.
Politisi Golkar Minta BI Perkuat Stabilitas Rupiah
BI didorong untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah untuk menarik minat eksortir mengkonversikan dananya ke rupiah.
Covid-19 Buat Rupiah Terjun Bebas Sudah Diprediksi
Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang terus berlanjut pada awal pekan ini sudah diprediksi oleh eks Menteri Keuangan Chatib Basri.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"