Untuk Indonesia

BPTJ: Pembayaran Tol Tanpa Sentuh Akan Dimulai Tahun 2022

Pembayaran tol tanpa sentuh memiliki banyak manfaat, di antaranya mengurangi kemacetan di gerbang tol yang menyebabkan antrean kendaraan.

Petugas menawarkan pembayaran tol non tunai atau e-Toll di pintu Tol Jagorawi Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (16/10/2017). (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)

Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, pembayaran tol tanpa sentuh memiliki banyak manfaat, di antaranya mengurangi kemacetan di gerbang tol yang menyebabkan antrean kendaraan.

Selain itu, mengurangi polusi dan emisi karbon hingga 35 persen. Pembayaran tol tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) mulai diberlakukan September 2022.

“Implementasi secara bertahap dimulai September 2022 dan implementasi penuh pada 2023 dengan berbagai manfaat yang akan kita ukur terus menerus,” kata Danang Parikesit.

Upaya ini, menurut Danang, termasuk juga mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka seluruh opsi pembayaran yang dipantau secara realtime, hingga efisiensi biaya operasional tol dengan jaminan penerimaan 100 persen pendapatan tol.

Kita sedang berkejaran dengan China yang juga melakukan hal yang sama untuk kendaraan Golongan 1.

Menurut Danang sistem MLFF juga dapat menghemat waktu 30 detik hingga 5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol.

Dengan memanfaatkan konektivitas telepon pintar dan satelit, nantinya palang dan gerbang tol tidak lagi diperlukan.

Pengguna jalan tol dapat masuk dan keluar jalan tol tanpa hambatan. Sementara, tarif tol nantinya akan terpotong otomatis dari saldo pengguna melalui aplikasi yang berfungsi sebagai On Board Unit (OBU) elektronik atau e-OBU saat melewati sensor akses masuk tol.

Penerapan MLFF juga akan menggunakan teknologi GNSS untuk mengenali dan menentukan posisi kendaraan yang masuk ke jalan tol.

“Kita sedang berkejaran dengan China yang juga melakukan hal yang sama untuk kendaraan Golongan 1. Di Eropa juga diterapkan untuk kendaraan berat. Tetapi, di Asia, baru Indonesia dan China yang akan menjadi dua negara pertama pengguna GNSS untuk kendaraan pribadi,” ujarnya.[]