Yogyakarta - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa guguran lava pijar dengan intensitas kecil sebanyak empat kali mengarah ke barat daya pada posisi alur Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 400 meter. Data tersebut diperoleh dari pantauan visual yang dilakukan pada Selasa, 5 Januari 2020 pada pukul 18.00-24.00 WIB.
Baca Juga:
BPPTKG juga merekam adanya kegempaan berupa guguran sebanyak 23 dengan amplitudo 3-41 milimeter berdurasi 11-127 detik. Kemudian untuk hembusan ada sebanyak 11 kali dengan amplitudo 2-8 milimeter berdurasi antara 9 sampai 33 detik. Sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Merapi juga telah terpantau pada Kamis, 31 Desember 2020 pukul 21.08 WIB. Menurut hasil data visual menunjukkan adanya indikasi kemunculan api diam dan lava pijar.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, api diam tersebut muncul di dasar lava 1997, sebagaimana berdasarkan hasil pengamatan citra satelit yang dikonfirmasi keberadaan gundukan yang diduga merupakan material baru. “Ini yang ada di lava 1997,” kata Hanik dalam Siaran Informasi BPPTKG Aktivitas Merapi Terkini melalui media daring seperti yang dilis BNPB pada Rabu, 6 Januari 2020.
Secara teknis bisa kita katakan bahwa Gunung Merapi sudah memasuki fase masa erupsi tahun 2021.
Hanik menyebutkan, dari perkembangan terkini aktivitas gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini, secara teknis saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi 2021. Namun BPPTKG menjelaskan bahwa hal itu masih fase awal dari indikasi proses ekstrusi magma yang akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi. “Secara teknis bisa kita katakan bahwa Gunung Merapi sudah memasuki fase masa erupsi tahun 2021,” kata Hanik.
Baca Juga:
Untuk itu, Hanik mengimbau masyarakat meningkatakan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Masyarakat diharapkan tetap mengikuti arahan dari beberapa instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah setempat, serta selalu mengikuti informasi dari sumber yang terpercaya.
“Karena masih ada kemungkinan erupsi efusif, maka rekomendasi kami untuk pemerintah daerah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten agar selalu menyiapkan segala sesuatu terkait upaya mitigasi letusan Gunung Merapi ini,” kata Hanik. []