BPOM: Produk Suplemen Kesehatan Meningkat saat Pandemi

BPOM melihat di tengah pandemi, masyarakat banyak mencari suplemen untuk meningkatkan imunitas.
Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito saat kunjungan kerja dan meresmikan salah satu industri suplemen kesehatan di Kabupaten Malang, Kamis, 5 November 2020. (Foto: Tagar/BPOM/Moh Badar Risqullah)

Malang – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito mengungkapkan tren pengembangan industri produk suplemen kesehatan mengalami peningkatan akhir-akhir ini, khususnya jenis probiotik. Tidak hanya perusahaan besar, melainkan juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Hal itu menjadi sinyal positif untuk mengembangkan industri dalam negeri di pasar global. Dikarenakan 80 persen pasar suplemen makanan kesehatan di Indonesia masih didominasi produk impor dari Amerika Serikat.

Ini satu langkah bersama dalam membangun dan mengembangkan produk obat dan makanan dalam negeri.

Diketahui, sebanyak Rp 3,5 triliun dari pendapatan perusahaan suplemen makanan kesehatan di Indonesia sebesar Rp 4,5 triliun merupakan kontribusi oleh produk-produk asal negeri paman sam itu.

”Ini satu langkah bersama dalam membangun dan mengembangkan produk obat dan makanan dalam negeri. Sehingga menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan raja di mancanegara,” kata Penny dalam keterangannya saat kunjungan kerja dan meresmikan salah satu industri suplemen kesehatan di Kabupaten Malang, Kamis, 5 November 2020.

Baca juga:

Dia menjelaskan peningkatan itu disebabkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memelihara kesehatan secara mandiri. Sehingga masyarakat banyak berburu suplemen makanan untuk memelihara kesehatannya di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona ini.

Berdasarkan data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), izin edar sebanyak 399 untuk suplemen kesehatan, 201 untuk obat tradisional, dan 3 untuk fitofarmaka sudah diterbitkan selama kurun waktu Januari hingga Agustus 2020 ini.

”Tren pengembangan produk secara global saat ini mengarah pada suplemen kesehatan. Selain memberikan nutrisi dan energi serta bermanfaat mencegah penyakit. Sehingga banyak dicari,” ucapnya.

Menurutnya, peningkatan pengembangan produk suplemen ini juga tidak lepas dari berkembang pesatnya globalisasi dan ilmu pengetahuan yang menuntut untuk berinovasi dan berdaya saing. Sehingga, para anak muda di Indonesia dengan kreativitasnya berinovasi mengembangkan industri di bidang obat dan makanan.

Meski demikian, dia menerangkan bahwa BPOM sebagai regulator juga mengantisipasinya dengan regulasi yang responsif. Dengan harapan, Penny, menyampaikan pengembangannya tetap memenuhi ketentuan dan persyaratan kesehatan dan layak dikonsumsi masyarakat.

”Sebagaimana PT Agro Mitra Alimentare di Malang ini. Semoga, kehadiran industri ini menjadi inspirasi pelaku usaha suplemen kesehatan lain untuk mengembangkan produksi lokal dan mendukung pengembangan produk suplemen kesehatan nasional,” ujarnya.

Oleh karena itu, Penny menerangkan BPOM akan selalu mendukung pengembangan industri obat dan makanan. Khususnya industri probiotik dalam negeri. Tentunya, kata dia, dengan tetap menyempurnakan pedoman penilaian produk suplemen kesehatan yang mengandung probiotik sebagai acuan pelaku usaha untuk melakukan inovasi dan mengembangkan produk.

”Hal ini sejalan dengan nawacita Presiden yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya,” tuturnya.

Selain industri berskala besar, dia mengungkapkan instansinya selalu siap mendukung produk obat dan makanan dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan harapan usaha kecil masyarakat itu juga dapat meningkatkan daya saing produknya dan dapat diterima di pasar global.

”Kami harapkan juga dapat memberikan kontribusi menciptakan lapangan kerja. Sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan ekonomi nasional,” kata dia.

Lebih dari itu, Penny menyebutkan BPOM akan mendorong dan mengawal penelitian obat dan makanan berorientasi produk dalam negeri di perguruan tinggi atau lembaga penelitian. Secara khusus, dia menyampaikan instansinya juga membuka jalur hijau perizinan untuk produsen aktif melakukan ekspor.

Karena itu, dia mengatakan pendampingan secara berkesinambungan kepada pelaku usaha obat dan makanan mulai dari hulu hingga hilir sangat penting. Dikarenakan perlu kerja sama berbagai pihak untuk mendukung salah satu cara pemulihan ekonomi nasional. Apalagi saat ini tengah dalam ancaman resesi.

”Mari perkuat gerakan gunakan produk dalam negeri sebagai bagian dari kampanye Bangga Buatan Indonesia,” ucapnya.[]

Berita terkait
Beraksi Lagi, Residivis Curanmor Malang Dibui Kedua Kalinya
Polresta Malang menangkap residivis curanmor. Pelaku sudah beraksi 11 kali usai bebas dari penjara pada Juni 2020.
Pria di Malang Perkosa dan Rampok Perempuan Pencari Kerja
Polres Malang mengungkap tindak pidana pemerkosaan dan perampokan dengan modus lowongan kerja untuk perempuan. Tiga orang menjadi korban.
Tangisan Tersangka Investasi Bodong Bank Syariah di Malang
Pelaku investasi bodong di Malang mengaku menyesal atas perbuatannya melakukan penipuan dan penggelapan berkedok investasi di BRI Syariah.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi