BPBA Ingatkan Pemudik Pantau Potensi Bencana

BPBA Teuku Ahmad Dadek mengimbau masyarakat Aceh memantau potensi bencana di sekelilingnya
Warga melewati rambu peringatan bencana tsunami di kawasan Pantai Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxsa, Banda Aceh. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek mengimbau seluruh masyarakat Aceh selalu memantau potensi bencana di sekelilingnya terutama kebakaran rumah dan potensi tanah longsor.

Ia mengatakan, sejak Januari hingga Mei 2018 ada 237 kejadian bencana di Aceh dengan dua korban meninggal, 11 orang terluka, dan 18.696 jiwa terdampak bencana. Jumlah pengungsi sebanyak 381 orang serta 3.387 rumah terdampak dengan kerugian mencapai Rp 51,7 miliar.

"Kebakaran pemukiman masih mendominasi yakni sebanyak 105 kali jumlah kejadiannya. Kerugian yang diakibatkan bencana ini sebanyak Rp 22.785.000.000," ujar Dadek, Selasa 4 Juni 2019.

Oleh karena itu, Dadek meminta kepada pemudik agar sebelum melakukan perjalanan, memperhatikan kondisi keamanan rumah terhadap bahaya kebakaran.

Terkait informasi dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang mengeluarkan peringatan dini potensi tanah bergerak di Aceh pada Juni 2019, Dadek menjelaskan bahwa fenomena tanah bergerak adalah potensi longsor bukan likuifaksi.

Potensi tanah longsor sangat mungkin terjadi di daerah banyak gunung apalagi musim hujan dan gundul dan satu lagi bahaya kebakaran pemukiman perlu diwaspadai karena angka yang paling tinggi tahun ini

Dia tak membantah bahwa semua daerah tersebut bisa mengalami potensi pergerakan tanah, seperti yang dirilis BMKG beberapa waktu lalu.

"Tentu dengan kriteria masing-masing akan tetapi ini berbeda dengan likuifaksi. Likuifaksi adalah pencairan tanah atau tanah kehilangan strukturnya karena desakan gempa dan air. Pergerakan tanah ini juga berbahaya apabila kalau longsor menimpa pemukiman atau menimpa mobil atau menutup badan jalan," jelas Dadek.

Dadek mengimbau warga untuk terus waspada jika ada retakan tanah berpotensi menimpa pemukiman atau menggeser pemukiman. "Masyarakat diminta untuk segera lakukan evakuasi apabila potensi ini muncul," sebut Dadek.

Dadek menjelaskan, menyangkut potensi gerakan tanah ini dibagi kepada dua, yaitu menengah dan tinggi. Potensi gerakan tanah menengah adalah daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah.

Pada zona itu, kata Dadek, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sedangkan untuk potensi gerakan tanah tinggi adalah daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

"Potensi tanah longsor sangat mungkin terjadi di daerah banyak gunung apalagi musim hujan dan gundul dan satu lagi bahaya kebakaran pemukiman perlu diwaspadai karena angka yang paling tinggi tahun ini," katanya.

Dadek menambahkan, bagi pengguna jalan terutama arah wilayah tengah dan menuju ke Nagan Raya dari Pidie serta di beberapa titik Meulaboh - Banda Aceh dan Tapak Tuan ke Medan agar waspada dan selalu melihat informasi melalui media massa dan sosial.

"Saya akan selalu mengupdate juga telah menyiagakan Pusdalops selama 24 jam untuk memantau perkembangan," ujar Dadek.

Ia meminta kepada pengelola jalan kabupaten, provinsi dan nasional untuk selalu menyiagakan alat berat mengantisipasi longsor.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja