BMKG Ralat Informasi Gempa di Buleleng Bali

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meralat informasi kekuatan gempa yang mengguncang wilayah Buleleng, Bali.
BMKG merilis informasi gempa di Buleleng, Bali. (Foto: BMKG)

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meralat informasi kekuatan gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, pada pukul 18.21 Wita.

Informasi yang semula menyebutkan gempa bermagnitudo 5,1 mengalami pemutakhiran data menjadi magnitudo 5.

"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8.16 LS dan 114.9 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 21 kilometer arah Barat Kota Buleleng, Bali, pada kedalaman 10 kilometer," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan resminya, Kamis, 14 November 2019.

Rahmat mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi tersebut diketahui merupakan jenis gempa bumi dangkal yang disebabkan adanya aktivitas sesar naik belakang busur (back arc thrust).

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik oblik atau oblique thrust," kata dia.

Hingga pukul 19.09 Wita, BMKG mencatat telah terjadi sebanyak sembilan kali aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.

Rahmat Triyono menjelaskan, guncangan gempa bumi tersebut dilaporkan terasa di daerah Buleleng dengan skala III - IV MMI, di wilayah Denpasar, Mataram, Jembrana dan Jimbaran, Mengwi, Dalung, Kuta dengan skala III MMI.

"Selain itu gempa bumi dirasakan di wilayah Banyuwangi serta Lombok Barat dengan skala II MMI. Hasil pemodelan kami menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi Tsunami," katanya.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, kata Rahmat. []

Berita terkait
BMKG Pasang 5 Macam Sensor Bencana di Bandara YIA
BMKG memasang lima macam sensor antisipasi bencana. Alat ini sebagai alat mitigasi bencana gempa dan tsunami.
BMKG Banyuwangi Imbau Waspadai Cuaca Ekstrem
BMKG Banyuwangi menyebutkan peralihan musim dari kemarau ke hujan biasanya ditandai dengan munculnya awan Cumolonimbus pada siang hari.
23 Bangunan Rusak di Maluku Tengah Akibat Gempa
23 bangunan rusak dan satu warga mengalami luka di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, dampak dari gempa bumi bermagnitudo 5,1.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)