Ambon - Sebanyak 23 bangunan rusak dan satu warga mengalami luka di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, dampak dari gempa bumi bermagnitudo 5,1 pada Selasa 12 November 2019 malam.
Kerusakan tersebut, tersebar di dua kecamatan, yakni Salahutu dan Saparua Timur. Sedangkan warga yang terluka karena melompat dari lantai dua rumah miliknya.
Kepala BPBD Maluku Tengah Bob Rahmat mengatakan, di Kecamatan Salahutu, terdapat 15 bangunan milik warga Desa Liang rusak sedang.
"Di Desa Tulehu, lima bangunan rumah sebelum rusak ringan kini rusak sedang," ujar Bob, Rabu 13 November 2019.
Jadi jumlah kerusakan sementara ditotalkan 23 bangunan rusak terdapat di dua kecamatan tersebut
Selain di Kecamatan Salahutu, kata Bob, kerusakan juga terjadi di Kecamatan Saparua Timur. Di kecamatan ini, dua bangunan rumah warga dan satu gedung Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Saparua rusak.
"Jadi jumlah kerusakan sementara ditotalkan 23 bangunan rusak terdapat di dua kecamatan tersebut," tandasnya.
Bob mengatakan, warga yang melompat dari lantai rumah miliknya sempat dirawat di rumah sakit, namun kini sudah kembali ke rumah.
Sementara Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustav Latuheru mengatakan, data sementara diterima, 13 rumah rusak akibat gempa Selasa malam.
"13 rumah itu baru satu kecamatan, yakni Sirimau saja. Lainnya masih sementara didata," ungkapnya.
Dia mengatakan, untuk data akurat kerusakan rumah di seluruh kecamatan di Ambon nanti setelah petugas selesai mendata.
Setelah data sudah terkumpul keseluruhan nanti diketahui, rusak berat, ringan dan sedang.
Sebelumnya BMKG melaporkan gempa dengan M 5.1, dengan lokasi 16 Km selatan Kairatu-Seram Bagian Barat, 30 Km timur laut Ambon. Gempa berkedalaman 10 Km.
Dampak dari gempa, juga merusak rumah-rumah warga, rumah susun di kawasan Waiheru, Kecamatan Baguala, pusat perbelanjaan Maluku City Mall dan monumen nasional dr Leimena di kawasan Poka.
Selain itu, sebuah masjid di Gunung Malintang, serta asrama di Pondok Pesantren Al Anshor di kawasan Air Besar juga rusak. Dua warga juga meninggal dunia.[]