BMKG: Broadcast WhatsApp Cara Bikin Hujan Buatan, Hoaks

BMKG memastikan informasi mengenai cara membikin hujan buatan yang menyebar melalui oesan singkat WhatsApp, merupakan informasi palsu alias hoaks.
Pengibaran bendera dalam rangka peringati 17 Agustus di kota Bantaeng berlangsung dalam suasana hujan. (Foto: dok. Tagar)

Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan informasi mengenai cara membikin hujan buatan dengan air dan garam yang belakangan menyebar melalui grup pesan singkat WhatsApp, adalah tidak benar alias hoaks.

Hal itu diungkap Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Asep Firman Ilahi. Ia menyebut broadcast pesan tersebut merupakan informasi bohong yang telah lama beredar dan berulang kali diluruskan.

"Isi pesan broadcast WhatsApp di atas sudah sering diluruskan, tapi masih berlanjut saja, hoaks itu," kata dia, saat dimintai klarifikasi, Minggu, 15 September 2019, mengutip Antara.

Asep mengatakan, proses mendatangkan hujan buatan menggunakan air garam yang dijemur di dalam wadah baskom tidak memiliki dasar keilmuan.

Dari sisi keilmuan, kegiatan tersebut sangat tidak mendasar.

Ia menilai, proses tersebut tidak akan bisa menghasilkan perubahan zat atau biasa disebut, proses fisis.

"Dari sisi keilmuan, kegiatan tersebut sangat tidak mendasar. Proses fisis-nya tidak ada," kata Asep.

"Setelah itu bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, di mana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan," ujarnya.

Kendati begitu, Asep mengatakan hujan lokal masih mungkin turun di wilayah Bogor, lantaran adanya faktor geografis pegunungan.

Baca juga: Foto: Kunjungi Riau, Jokowi Salat Minta Hujan

Intensitas turunnya hujan baru akan meninggi pada bulan Oktober hingga Februari, lantaran pada masa itu selatan akan lebih hangat dibandingkan dengan utara.

"Kita bersabar saja, ini ujian dari Allah. Yang penting kita tetap sabar dan tawakal. Ketika hujan kita berdoa agar jadi berkah bukan bencana. Mari kita berpikir lebih cerdas dengan media sosial," kata Asep.

Diketahui sebelumnya, sebuah pesan hoaks berisi informasi cara membuat hujan buatan beredar melalui grup pesan singkat WhastApp. Berikut transkrip lengkap pesan tersebut.

"Darurat Kemarau Panjang !! Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar rumah, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 - jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.

Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara.

Lakukan ini satu rumah cukup satu ember air garam, Sabtu pukul 10 pagi serempak..

Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kemarau kian parah ini..

Mohon diteruskan..kesemua group

Terima kasih." []

Berita terkait
Foto: Kunjungi Riau, Jokowi Salat Minta Hujan
Presiden Jokowi mengunjungi Pekanbaru, Riau, Selasa, 17 September 2019, untuk meninjau penanganan kebakaran lahan yang terjadi di sana.
Warga Palembang Gelar Salat Istisqa Minta Hujan
Ratusan masyarakat Palembang mengikuti salat istisqa untuk memohon turunya hujan di tengah asap kebakaran hutan yang melimuti kota Palembang
Minta Hujan, PDAM Solo Gelar Salat Istisqa
Perumda kota Solo menggelar salat Istiqa meminta hujan di halaman kantor Pusat Toya Wening di Karangasem, Banjarsari, Kamis 12 September 2019 siang
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.