Padang Pariaman - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) memasang kamera pemantau atau CCTV untuk mengetahui pergerakan Harimau Sumatera.
Kami mencoba pastikan pergerakan harimau Sumatera ini.
Sebelumnya, jejak hewan yang memiliki nama latin Panthera Tigris Sondaica itu ditemukan di Korong Pasa Balai, Nagari Kudu Gantiang, Kecamatan V Koto Timur, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.
"Iya, kami pasang kamera pemantau. Kami mencoba pastikan pergerakan harimau Sumatera ini. Untuk jumlah kamera yang dipasang saya belum mendapatkan laporan," kata Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Sumbar, Eka Dhamayanti, Jumat malam, 3 Januari 2020, kepada Tagar.
Dia membenarkan adanya beberapa jejak si loreng yang ditemukan di dua lokasi di daerah tersebut. Namun, Dhamayanti belum bisa memastikan untuk perkiraan usia satwa langka itu.
"Untuk usia harimau juga belum bisa dipastikan, tapi memang di lokasi ada ditemukan jejak kaki harimau," katanya.
Baca juga: Sumsel Bahas Konflik Harimau Sumatera dengan Manusia
Ke depan, pihaknya masih perlu membutuhkan informasi tambahan dari rekan-rekannya di lapangan.
"Jejak kaki memang cukup banyak, paling tidak yang saya terima laporan ada di dua lokasi. Daerah itu bisa dikatakan lokasi jelajah harimau, tapi memang bukan wilayah yang biasa kami monitoring," tutur Eka Dhamayanti.
Dia menyebutkan BKSDA memiliki beberapa wilayah yang menjadi lokasi monitoring populasi harimau Sumatera. Untuk di Padang Pariaman, kemungkinan menjadi lokasi jelajah harimau.
"Nanti kita kroscek data secara keseluruhan. Sebelumnya, di daerah itu belum pernah ditemukan jejak harimau. Tapi jauh dari itu pernah, kami masih menganalisa berapa jarak pertama ditemukan dan yang sekarang ini," katanya.
Baca juga: Warga Aceh Kedapatan Jual Kulit Harimau Puluhan Juta
Menurut Dhamayanti, ada beberapa indikasi harimau Sumatera keluar dari habitat hingga masuk ke permukiman warga. Salah satunya, adalah tahap migrasi.
"Yang sekarang ditemukan jejak kaki harimau ini memang dekat dengan permukiman masyarakat. Faktor munculnya yang pasti bisa jadi sedang pindah dari daerah satu tempat ke tempat lain. Bisa jadi memang ada pemicu lainnya, tapi kami masih mencari data pasti," tuturnya. []