Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan realisasi investasi sepanjang 2019 telah menembus angka Rp 809,6 triliun. Capain tersebut merupakan akumulasi dari penanaman modal asing (PMA) yang sebesar Rp 423,1 triliun atau 52,3 persen dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 386,5 triliun atau 47,7 persen.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan hasil yang dicatatkan selama periode tahun lalu itu sekaligus melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 792 triliun. “Nilai realisasi investasi yang meningkat di Tahun 2019 memperteguh komitmen BKPM untuk mencapai 6 Indikator Kinerja Utama yang diamanatkan oleh Bapak Presiden," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Tagar, Rabu, 29 Januari 2020.
Adapun, keenam indikator yang dimaksud Bahil adalah eksekusi realisasi investasi besar, perbaikan peringkat kemudahan berusaha, mendorong investasi besar untuk bermitra dengan pengusaha nasional. Kemudian, penyebaran investasi berkualitas serta mendorong peningkatan realisasi investasi PMDN. Berdasarkan lokasi, Pulau Jawa masih menjadi primadona investasi dengan Rp 434,6 triliun (53,7 persen) dan di luar Pulau Jawa sebesar Rp 375,0 triliun (46,3 persen).
Realisasi investasi (PMDN & PMA) selama periode Januari-Desember Tahun 2019 berdasarkan lokasi proyek (lima besar) adalah: Jawa Barat (Rp 137,5 triliun, 17,0 persen); Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Rp 123,9 triliun, 15,3 persen); Jawa Tengah (Rp 59,5 triliun, 7,3 persen); Jawa Timur (Rp 58,5 triliun, 7,2 persen) dan Banten (Rp 48,7 triliun, 6,0 persen).
"BKPM akan terus fokus dalam mewujudkan percepatan realisasi investasi dan mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi investor, baik karena kendala perizinan, masalah pertanahan, maupun regulasi," kata Bahil.
Lebih lanjut, lima besar negara asal PMA periode Januari-Desember 2019 adalah: Singapura (6,5 miliar dolar AS, 23,1 persen); China (4,7 miliar dolar AS, 16,8 persen); Jepang (4,3 miliar dolar AS, 15,3 persen); Hong Kong, China (2,9 miliar dolar AS, 10,2 persen) dan Belanda (2,6 miliar dolar AS, 9,2 persen).
Lima sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar untuk periode Januari-Desember 2019, antara lain: transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp 139,0 triliun, 17,2 persen); listrik, gas dan air (Rp 126,0 triliun, 15,6 persen); perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp 71,1 triliun, 8,8 persen), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp 61,6 triliun, 7,6 persen); serta pertambangan (Rp 59,5 triliun, 7,4 persen)
Untuk diketahui, pada 2020 pemerintah akan mengeksekusi proyek-proyek mangkrak sebagai salah satu strategi untuk mencapai target realisasi investasi yang sebesar Rp 886 triliun.[]