BKN Blacklist Penyewa Joki Tes CPNS Seumur Hidup

BKN RI memastikan penyewa joki dalam ujian seleksi CPNS akan di-blacklist atau seumur hidup tidak bisa mengikuti seleksi CPNS.
Kedua pelaku joki CPNS diamankan di Mapolrestabes Makassar.(Foto: Tagar/Muhammad Ilham)

Makassar - Badan Kepegawaian Negara (BKN) RI angkat bicara terkait maraknya aksi perjokian yang ditemukan dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), khususnya di Kota Makassar dan Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Jika sampai masuk dalam daftar hitam, nama peserta SKD penyewa joki otomatis akan di drop dar rangkaian seleksi CPNS. Seumur hidup pelamar bersangkutan tidak bisa lagi mengikuti seleksi.

BKN memastikan peserta penyewa joki dalam ujian menjadi abdi negara itu akan di-blacklist atau seumur hidup tidak bisa mengikuti seleksi CPNS.

Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN, Paryono, mengatakan panitia pelaksanaan seleksi CPNS tidak akan menolerir sedikit pun kasus perjokian serta nama peserta seleksi pengguna joki juga akan di-blacklist.

"Jika sampai masuk dalam daftar hitam, nama peserta SKD penyewa joki otomatis akan di drop dar rangkaian seleksi CPNS. Itu berarti seumur hidup pelamar bersangkutan tidak bisa lagi mengikuti seleksi CPNS," kata Paryono melalui siaran pers yang diterima Tagar, Rabu 5 Februari 2020.

Menurutnya, penggunaan joki termasuk tindakan pidana. Sehingga, pelaku joki atau pun peserta yang kedapatan melakukan perbuatan ini, akan diserahkan langsung ke kepolisian untuk dilakukan proses hukum hingga diadili di Pengadilan.

"Semua yang tertangkap akan diserahkan ke pihak kepolisian," katanya.

Dalam seleksi penerimaan CPNS, panitia akan melakukan pengawasan ketat kepada para peserta. Mulai dari pengecekan identitas peserta SKD hingga pengawasan ketat panitia yang bertugas dan pantauan CCTV.

"Rangkaian pengamanan itu akan memastikan perjokian tidak dapat melenggang mulus menghadapi seleksi CPNS. Sampai sejauh ini tidak ada joki yang dapat lolos hingga mengikuti ujian," tuturnya.

Dia mengingatkan, cita-cita menjadi CPNS harus disertai dengan cara-cara halal dalam mencapainya. Ikuti semua proses rekrutmen dengan baik dan fair tanpa adanya campur tangan dari seseorang hingga benda-benda lainnya yang dapat memperlancar aksi kecurangan dalam seleksi penerimaan CPNS.

"Penggunaan jimat pun dilarang dalam pelaksanaan SKD CPNS. Sebelum memasuki area pelaksaan seleksi, segala barang yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan seleksi diminta ditanggalkan seperti handphone, earphone, headset, gelang, kalung, anting, perhiasan, ikat pinggang, dompet, jam tangan," katanya.

Seperti diketahui, sepanjang seleski penerimaan CPNS di Sulsel, panitia telah berhasil menggagalkan sejumlah aksi perjokian. Selain itu, petugas kepolisian juga telah menangkap sebanyak tiga orang joki.

Dua orang dari Kota Makassar, yaitu FT, 23 tahun, seorang mahasiswa semester 3, Fakultas Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian AS, 23 tahun, seorang guru privat yang tercatat tinggal di Perumahan Cengkong, Kecamatan Klarik, Kerawang, Jawa Barat. Terakhir, di Kabupaten Tana Toraja, petugas mengamankan pria berinisial MAB, 23 tahun, asal Kota Makassar.

Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, menegaskan pihaknya saat ini tengah memburu dua peserta CPNS yang menggunakan jasa perjokian dalam seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Formasi 2019 di Kota Makassar. Kedua peserta ini, identitasnya telah dikantongi dan sementara pencarian.

"Sekarang juga anggota masih ke orang yang digantikan posisinya itu di Takalar. Identitasnya semuanya udah terpantau. Itu yang mau dikembangkan dulu," tuturnya. []


Berita terkait
Ini Pengakuan Joki CPNS di Makassar
Dua pelaku yang ditangkap menjadi joki CPNS di Kota Makassar mengaku di imingi upah Rp 10 juta.
Tiga Joki CPNS di Toraja Diamankan Polisi
Tiga orang diamankan pihak kepolisian Resort Tana Toraja karena diduga sebagai joki penerimaan CPNS, Satu diantaranya adalah seorang perempuan.
Dua Joki CPNS Ditangkap di Makassar
Dua pria asal Pulau Jawa ditangkap oleh Panitia Seleksi CPNS Kemenkumham, karena memalsukkan identitas untuk melancarkan aksinya sebagai joki CPNS.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.