Bima Arya: RSUD Bogor, Siapkan Skenario Terburuk Covid-19

Wali Kota Bogor Bima Arya minta RSUD Kota Bogor persiapkan skenario terburuk untuk antisipasi kenaikan kasus Covid-19.
Wali Kota Bogor Bima Arya saat memimpin briefing staff di Taman Ekspresi, Sempur pada Selasa, 24 November 2020. (Foto: Tagar/kotabogor.go.id)

Jakarta – Wali Kota Bogor Bima Arya minta Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor persiapkan kemungkinan terburuk untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 menjelang akhir tahun 2020.

Saya perintahkan untuk mengantisipasi skenario terburuk. Skenario terburuknya itu kan tidak ada lagi tempat tidur tersisa. Kalau OTG masih bisa, tapi kalau fasilitas mediskan beda, perlu SDM dan alat kesehatan. Begitu (lonjakan dahsyat) itu terjadi bahaya sekali. Dan sekarang indikasinya sudah ke arah situ,

Bima pun meminta untuk tingkatkan testing, tracing dan treatment kepada masyarakat.

“Pertambahan pasien masih tinggi mendekati angka 50 kasus per hari. Saat ini, rata-rata masih di 40-an, jangan sampai 50. Makanya saya bilang testing, tracing dan treatment harus ditingkatkan lagi. Saya minta unit lacak dimaksimalkan lagi di wilayah,” kata Bima saat memimpin briefing staff di Taman Ekspresi, Sempur pada Selasa, 24 November 2020.

Rapat yang diadakan di luar ruangan tersebut membahas berbagai macam hal salah satunya rata-rata kasus harian Covid yang terus alami peningkatan di Bogor.

Hadir dalam rapat tersebut yakni Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah dan para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Sementara, Camat dan Lurah mengikuti rapat secara daring di kantornya.

Perlu diketahui, kasus Covid-19 per 24 November 2020 yang dirilis oleh dinas Kesehatan Kota Bogor menunjukan adanya peningkatan sebanyak 45 kasus atau menjadi 3.063. sementara rincian sembuh atau selesai isolasi sebanyak 2.468, masih sakit 504, dan meninggal 91.

Bima juga memerintahkan untuk mempersiapkan skenario terburuk dengan terus adanya peningkatan kasus Covid-19 ini.

“Saya perintahkan untuk mengantisipasi skenario terburuk. Skenario terburuknya itu kan tidak ada lagi tempat tidur tersisa. Kalau OTG masih bisa, tapi kalau fasilitas mediskan beda, perlu SDM dan alat kesehatan. Begitu (lonjakan dahsyat) itu terjadi bahaya sekali. Dan sekarang indikasinya sudah ke arah situ,” katanya.

Selain itu, dirinya juga meminta untuk mempersiapkan alternatif rumah sakit (RS) darurat jika keadan semakin parah.

“Saya minta bukan hanya menambah ruang isolasi. Tapi mulai disiapkan alternatif RS darurat seperti Wisma Atlet di Jakarta apabila situasi semakin tinggi lonjakannya. Artinya tidak cukup isolasi karantina untuk orang tanpa gejala, tetapi orang yang dengan gejala juga memerlukan perawatan. Harus disiapkan,” ucap Bima.

Menurut Bima, dengan hanya mengandalkan RS swasta untuk menambah ruang isolasi saja tidak cukup, dan hanya mengandalkan RSUD untuk merawat 100 pasien Covid-19 juga tidak mungkin dilakukan mengingat terdapat pasien umum lain yang membutuhkan perawatan. Saat ini saja terdapat 200 pasien non-Covid yang tengah di rawat di RSUD Kota Bogor.

“Itu sangat tidak memungkinkan. Yang jantung bagaimana, yang diabetes bagaimana, yang cuci darah bagaimana, yang kanker bagaimana. Itu harus tetap kita rawat, itu tanggung jawab kita juga. Jadi saya minta tolong dicari tempatnya (RS Darurat) atau jejaring dengan Kabupaten Bogor. Tidak bisa itu kalau kita hanya mengharapkan RS swasta untuk menambah itu. Nambahnya paling satu atau dua. Saya khawatir terjadi lonjakan, tidak menampung dimana-mana,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir menyampaikan pihaknya mampu menargetkan penambahan tempat tidur untuk perawatan Covid-19 hingga 120 unit tetapi terdapat kendala terkait tenaga perawat yang sakit karena bertugas secara penuh selama 7 bulan.

“Kemarin kapasitas bisa 100 tapi karena SDM 7 bulan terus full, ada yang sudah bertumbangan sakit. Jadi kondisinya saat ini sedang merekrut pegawai kontrak yang baru untuk memenuhi 120 tempat tidur sesuai target. Target kita 120 tempat tidur, itu nomor dua paling banyak se-Jawa Barat,” ucap dr Ilham.

Berdasarkan rapat tersebut juga disampaikan terkait perpanjangan Pembatasan Sosial Berbasis Mikro dan Komunitas (PSBMK) di Kota Bogor yang dimulai pada 25 November – 8 Desember 2020. Ini sesuai dengan Keputusan Wali Kota Bogor Nomor 440.45-835 Tahun 2020.

“Jadi masih belum aman, saya ingatkan waspada terus. Terbanyak masih dari klaster keluarga,” Kata Bima. []

Baca juga:

Berita terkait
Wali Kota Bogor Bima Arya Hadiri Serah Terima Aset PSU
Pemkot Bogor, Jabar, terima asset prasarana, sarana dan utilitas (PSU) dari 4 pengembang berpa jalan, salurah, taman, rumah ibadah, dan lain-lain
Bima Arya Ungkap Kenapa Bisa Sembuh Covid-19
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengungkapkan kenapa dirinya bisa sembuh setelah dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Bima Arya Corona, Warganya Dapat 800 Unit Rapid Test
Wali Kota Bogor Bima Arya positif terinfeksi virus corona. Kini warganya mendapatkan 800 unit rapid test untuk mendeteksi Covid-19.