Sleman - Kompetisi sepak bola Tanah Air musim 2020 tidak akan berdampak apa pun bagi tim nasional bila tetap dipaksakan bergulir. Pasalnya Liga 1 dan Liga 2 musim ini dilaksanakan di tengah pandemi. Ini menjadikan output dari kompetisi tak maksimal.
Liga 1 memang masih belum ada kepastian diputar kembali atau tidak. Bahkan sampai menjelang kickoff 1 November 2020, salah satu opsi yang didasarkan hasil dari Extraordinary Club Meeting antara PT Liga Indonesia Baru (LIB), PSSI dan klub, tak ada kesiapan kompetisi.
Izin dari Polri memag menjadi kendala. Pasalnya Polri tak mengeluarkan izin keramaian dan ini termasuk menggelar pertandingan.
Bila kompetisi tidak dilaksanakan, pelatih tim nasional Shin Tae-yong yang direpotkan. Bagaimana tidak, pemain timnas U-19 bakal kembali ke klub setelah menjalani pemusatan selama beberapa bulan di Kroasia. Pelatih asal Korea Selatan ini berharap bisa memantau pemain di kompetisi.
Tak hanya itu, kompetisi juga menempa pemain sehingga timnas yang terbentuk bakal kuat. Ini tentu menjadi persiapan bagus bagi tim Garuda Muda yang akan berlaga di Piala Dunia U-20 2021.
Menanggapi hal tersebut Direktur Utama PT Putra Sleman Sleman Marco Gracia Paulo menuturkan bila muara kompetisi memang timnas. Menurut dia timnas menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dengan liga.
"Timnas itu konsekuensi logis dari kompetisi. Sejatinya pemain memang dibina di kompetisi. Semua hal yang diperoleh di kompetisi bakal dibawa ke timnas. Saya sepakat dengan hal tersebut," kata Marco, Selasa, 27 Oktober 2020.
Persoalannya situasi saat ini memang tidak normal. Adanya pandemi Covid-19 menjadikan Liga 1 muapun Liga 2 tidak berjalan seperti yang diharapkan. Bila tetap dipaksakan, kompetisi bisa jadi tidak memberi apa yang diinginkan ke timnas. Menurut Marco kompetisi musim 2020 yang berlangsung di tengah pandemi juga tak memberikan efek positif ke timnas.
"Bagaimana bila pemain yang tampil di kompetisi yang tetap dipaksakan bergulir justru terinfeksi virus Corona. Siapa tahu saja. Dan kebetulan dia merupakan pemain timnas. Akibatnya dia malah tidak siap untuk timnas," ujar Marco.
Selain itu, lanjut Marco, tidak terjadi keseimbangan kompetitif di kompetisi. Ini tentu berdampak pada timnas.
"Untuk tahun ini memang tahun tidak normal," kata Marco menambahkan.
Tidak Ada Degradasi, Liga 1 Tak Lagi Kompetitif
Tidak adanya degradasi menjadikan Liga 1 tak lagi kompetitif. Tim-tim diperkirakan tidak akan ngotot karena tidak ada ancaman turun kasta Ini tentu berdampak pada timnas karena output yang dihasilkan tak maksimal.
Sebelumnya, pelatih Shin baru-baru ini mengatakan timnas adalah ujung dari kompetisi. Di kompetisi resmi para pemain akan mendapatkan atmosfer pertandingan yang sesungguhnya.
"Anda tidak bisa menunda-nunda kompetisi. Karena ini menjadi bagian penting dalam perjalanan sebuah timnas. Lebih cepat kompetisi digelar lagi akan semakin bagus,” ujar Shin Tae Yong di Kroasia.
Baca juga:
Ketum PSSI: Presiden Joko Widodo Peduli Sepak Bola
Liga 1 Ditunda, PSS Sleman: Kami Sudah Habis-habisan
Sang juru taktik yang pernah membawa timnas Korea Selatan tampil di Piala Dunia 2018 Rusia itu pun menginginkan agar kompetisi sepak bola di Indonesia tetap digelar.
"Ujung dari sebuah timnas itu kompetisi. Karena di kompetisi resmi, pemain akan mendapatkan atmosfer pertandingan sesungguhnya. Ini beda dengan kalau hanya pemusatan latihan dan latih tanding dengan timnas negara lain atau klub," kata Shin menegaskan. []