BI Targertkan Transaksi LCS Meningkat 10 Persen di Tahun Ini

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan ekspansi untuk penggunaan LCS.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (Foto: Tagar/Bank Indonesia)

Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus melakukan ekspansi untuk penggunaan LCS terutama untuk perdagangan dan investasi. Indonesia dalam Presidensi G20 mendorong local currency settlement (LCS) atau penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi.

"Ditargetkan penggunaan transaksi LCS pada tahun ini bisa meningkat 10 persen dari total penggunaan LCS pada 2021," kata Perry Warjiyo, dalam seminar High Level Discussion “Strategic Policy Framework to Enchance The Usage of Local Currency Settlement in Trade and Investment in Asia”, Rabu, 16 Februari 2022.

Dia menjelaskan, percatat pada 2021, total nilai transaksi LCS mencapai USD2,53 miliar atau meningkat lebih dari dua kali lipat dari total transaksi pada 2020 yang sebesar USD797 juta.

Menurut Perry, dari transaksi LCS pada tahun lalu, sebanyak 35 persen untuk perdagangan, 1 persen investasi langsung, 14 persen remitansi, dan 50 persen untuk interbank for cover position.

"Kami melakukan ekspansi dengan cara mensosialisasikan soal LCS ini ke negara-negara yang sudah memiliki kesepakatan dengan kami, dan bahkan kami juga akan memperluas ke negara-negara lain," ucap Perry.

BI juga akan mengembangkan hedging dengan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward) untuk melindungi transaksi dengan menggunakan mata uang lokal. "Ini selalu dikoordinasikan dengan bank-bank sentral negara mitra dan bank domestik," ujar Perry.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi internasional membawa sejumlah dampak positif.

Strategi itu, sangat bermanfaat untuk menghindari tekanan akibat terlalu mengandalkan mata uang tertentu dalam aktivitas ekonomi mancanegara.

“Untuk Indonesia, inisiatif dengan beberapa negara mitra bilateral, seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok dalam menggunakan mata uang yang lebih beragam atau menggunakan LCS adalah langkah penting untuk menaikan transaksi langsung dan juga memfasilitasi peningkatan perdagangan serta investasi,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani menegaskan, implementasi LCS adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu mata uang tertentu, khususnya pada dolar AS. Dengan begitu, akan meningkatkan stabilitas dari perdagangan dan investasi, termasuk bagi Indonesia dan negara-negara di ASEAN.

Dalam catatan Menkeu, skema LCS sangat mungkin menurunkan biaya transaksi. “Para trader dan juga investor tidak perlu lagi untuk menukar mata uangnya ke dolar AS yang potensial menimbulkan tekanan pada nilai mata uang tertentu,” kata Menkeu.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Jepang Akan Buang Air Pembangkit Nuklir Fukushima ke Laut
IAEA evaluasi rencana Jepang untuk mulai membuang lebih dari satu juta ton air radioaktif yang telah diolah ke laut
3 Cara Mengatur Keuangan untuk Rayakan Hari Valentine
Ada banyak alasan orang-orang tidak mau merayakan hari Valentine kebanyakan alasannya karena perihal budget.
Mau Pinjam Uang Di Koperasi? Pelajari Dulu Untung dan Ruginya
Mengapa meminjam di koperasi? Mengapa tidak di bank atau lembaga keuangan lain?
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.