Mochtar Riady, Orang di Balik Berkembangnya Bank-Bank Besar di Indonesia

Kesuksesan mewujudkan mimpinya menjadi bankir mengantarkannya hingga masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Pebisnis yang telah memiliki 50 perusahaan yang tersebar tidak hanya di Indonesia, tetapi hingga Amerika ternyata dulunya bercita-cita sebagai bankir. Dia adalah pendiri dari Lippo Group, Mochtar Riady.

Mochtar Riady lahir di Malang, Jawa Timur, 12 Mei 1929. Dia berasal dari keluarga biasa yang kemudian bermigrasi ke Malang dari Fujian, Cina.

Saat kelahirannya, Indonesia tengah dijajah oleh Belanda. Bahkan Mochtar sampai dibuang ke Cina karena menentang pendirian negera Indonesia Timur pada 1947.

Kejadian itu, bukanlah kenyataan pahit. Di Cina, dia bisa melanjutkan pendidikannya di Universitas Nanjing. Dia pun sempat menetap di Hongkong sebelum kembali ke Indonesia.

Mochtar bercita-cita sebagai bankir setelah melihat kesibukkan dan pakaian rapi yang dikenakan oleh pegawai yang bekerja di Nederlandsche Handels Bank (NHB). Namun, mimpinya itu sempat ditentang oleh ayahnya karena mereka bukan dari keluarga berada.

Sekembalinya ke Indonesia, dia meminang perempuan asal Jember, Jawa Timur, bernama Suryawati Lidya dan memboyongnya ke Jakarta pada tahun 1954.


1. Mochtar di Jakarta

Di Jakarta, awal karirnya dimulai sekaligus langkah awal mewujudkan mimpinya sebagai bankir. Tanpa memiliki kenalan serta ilmu yang cukup di bidang perbankan dia mengadu nasib.

Perjalanan karirnya di Jakarta tidak langsung berada di perusahaan besar. Dia sempat bekerja di toko kecil, sebuah kantor di Hayam Wuruk, hingga berbisnis di kapal kecil.

Sampai ketika dia mendapat kabar terdapat bank yang sedang kesulitan dan mencari orang yang dapat menyelesaikannya bernama Bank Kemakmuran. Mochtar menawarkan diri dan meyakinkan pemilik bank tersebut yakni Andi Gapa. Dia berhasil mendapatkan kesempatan direktur di sana pada tahun 1959.

Tanpa bekal pengetahuan dan kurangnya pengalaman, membuat Mochtar gagal mengemban amanah. Sejak saat itu, dia memutuskan untuk belajar kembali dari dasar. Mochtar yang merupakan seorang pembelajar yang baik, lambat laun dapat membuat Bank Kemakmuran kembali bangkit.

Pada 1964 Mochtar memutuskan untuk pindah ke Bank Buana. Setelah itu, pada 1971 dia pindah ke Panin Bank. Tak berselang lama, dia kembali berpindah tempat kerja ke Bank BCA pada 1975.

Perjalanannya bekerja dari satu ke bank lain membawa pengaruh besar terhadap bank yang ditinggalkannya menuai kesuksesan dan terus berkembang. Bahkan bank seperti BCA dan Panin masih beroperasi hingga 2021.


2. Asal muasal lahirnya Lippo Group

Cukup bekal dari pengalaman bekerja di beberapa bank, membuat Mochtar mengambil langkah untuk mempunyai bank sendiri. Berawal dari membeli sebagian saham di Bank Perniagaan Indonesia milik Haji Hasyim Ming pada 1981 saat harganya sedang turun. Beruntunganya pada 1987 aset bank tersebut melonjak hingga lebih dari 1500 persen.

Hingga merger pun terjadi antara Bank Perniagaan Indonesia dengan Bank Umum Asia yang melahirkan Bank Lippo, bisnis awal yang menjadi cikal bakal berdirinya Lippo Group.

Saat itu Bank Lippo memliki 3 bidang lahan seluas 70 km2 dari barang sitaan kredit macet nasabahnya yakni 2 bidang lahan di 45 km2 di timur Jakarta dan sebidang tanah seluas 25 km2 di barat Jakarta. Kedua tanah tersebut gersang dan tandus. Lahan-lahan ini menjadi modal awal bisnis propertinya berjalan di kemudian hari.

Seiring berjalannya waktu, Bank Lippo berganti nama menjadi Bank CIMB Niaga. Lini bisnisnya pun semakin beragam. Bisnis inti dari perusahaan ini adalah pengembangan perumahan, perkantoran, mall, hingga rumah sakit. Kemudian merambah pada bidang perhotelan, tata kelola dan pengembangan kota, taman pemakaman, restoran, serta manajemen aset.


3. Proyek Lippo Group

Sebut saja Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, Matahari Departemen Store, Rumah Sakit Siloam, Universitas Pelita Harapan yang dibangun sejak tahun 1994 yang saat ini sudah memiliki SMP dan SMA juga, Frist Media, Lippo Village, Tanjung Bunga, Royal Serpong Village, Holland Village Manado, Meikarta, dan San Diego Hills Memorial Park adalah proyek yang telah dikerjakan oleh Lippo Group.


4. Orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes

Kesuksesan mewujudkan mimpinya menjadi bankir mengantarkannya hingga masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes tahun 2021 denga total kekayaan USD 2,1 miliar per Juli 2021. []

(Sekar Aqillah Indraswari)


Baca Juga:

Berita terkait
Profil PT Lippo Karawaci, Anak Perusahaan Lippo Group
Bisnis inti dari perusahaan ini adalah pengembangan perumahan perkantoran, mall, hingga rumah sakit.
Profil George Soros, Sosok yang Sangat Berpengaruh di Dunia Ekonomi
Dia memiliki banyak bisnis dan investasi di banyak negara.
Profil Kuncoro Wibowo, Bos ACE Hardware Indonesia
Kuncoro Wibowo adalah seorang pengusaha yang juga merupakan putra pertama dari pendiri Grup Kawan Lama Sejahtera.