Bertemu Khofifah, LaNyalla Perjuangkan Lahan untuk Arena Bowling

Langkah konkret kembali ditunjukkan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam memperjuangkan olahraga di Tanah Air khususnya Jatim.
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Tagar/DPD RI)

Jakarta - Langkah konkret kembali ditunjukkan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam memperjuangkan olahraga di Tanah Air, khususnya di Jawa Timur. Kali ini, LaNyalla memperjuangkan arena bowling untuk para atlet, baik di Jawa Timur maupun nasional dapat berlatih mengasah kemampuan mereka.

Hal itu terungkap saat Ketua DPD RI bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, belum lama di Jawa Timur.

Dalam kesempatan tersebut, LaNyalla memaparkan jika atlet-atlet bowling membutuhkan parasarana dan sarana untuk mereka berlatih. "Tentu mereka membutuhkan dukungan prasarana dan sarana untuk berlatih. Ini yang perlu kita perhatikan bersama," kata LaNyalla.


Kita punya banyak lahan yang bisa digunakan sebagai arena bowling. Itu bisa dipakai untuk pemusatan olahraga bowling baik untuk atlet Jawa Timur maupun nasional nantinya.


Sejauh ini, atlet bowling memiliki torehan prestasi yang cukup gemilang. Senator asal Jawa Timur itu berharap dengan arena bowling di Jawa Timur nantinya, atlet-atlet bowling dari Jawa Timur dapat berkiprah lebih tinggi lagi, baik di kancah nasional maupun internasional.

"Sejauh ini bowling merupakan olahraga yang cukup gemilang dalam mengharumkan nama bangsa. Saya berharap dengan adanya arena bowling di Jawa Timur, dapat mencetak bibit-bibit potensial atlet bowling yang mampu mengharumkan nama Jawa Timur baik di tingkat nasional maupun internasional," kata LaNyalla.

Dikatakan LaNyalla Jawa Timur memiliki atlet bowling yang cukup diperhitungkan dalam kancah nasional maupun internasional. Sebut saja misalnya altlet bowling nasional asal Jawa Timur, Ryan Lalisang. Lalu ada pula Putty Insavilla Armein, Yolanda Resti Paulina, Billy M Islam, Fachri Askar dan lainnya.

"Mereka ini atlet berprestasi yang harus kita dukung. Salah satunya dengan pembangunan prasarana dan sarana untuk mereka berlatih. Jadi, butuh lahan untuk dibangun fasilitas memadai untuk bowling center di Jawa Timur," ujar LaNyalla.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sependapat dengan pandangan LaNyalla. Ia siap mendukung pengembangan olahraga bowling, khususnya di Jawa Timur. Salah satunya dengan penyediaan lahan untuk arena bowling.

"Kita punya banyak lahan yang bisa digunakan sebagai arena bowling. Itu bisa dipakai untuk pemusatan olahraga bowling baik untuk atlet Jawa Timur maupun nasional nantinya," kata Khofifah.

Kata Khofifah, lahan pemprov itu bisa dipakai untuk digunakan sebagai arena bowling. Khofifah bertanya kepada LaNyalla berapa luas lahan yang diperlukan dalam kerangka kebutuhan lahan penyediaan arena bowling.

"Berapa yang dibutuhkan? Nanti silakan sampaikan saja, kita siapkan bersama-sama kebutuhannya," papar Khofifah.

Nantinya, akan ada mekanisme lanjutan untuk membahas hal tersebut lebih lanjut. "Yang pasti kami memiliki banyak lahan yang bisa digunakan untuk arena bowling. Nanti mekanismenya kita bahas kemudian. Yang pasti kita punya lahan untuk itu," jelas Khofifah. []

Berita terkait
Pemerintah Tak Pernah Bahas Penundaan Pemilu, Ketua DPD RI Minta Parpol Tak Bikin Gaduh
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta partai politik tidak membuat gaduh dengan membahas penundaan Pemilu 2024.
Mahasiswa Berpotensi Tersangka Korupsi Beasiswa, Ketua DPD RI Minta Penyidik Cermati Unsur Mens Rea
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberikan perhatian serius terhadap kasus korupsi beasiswa yang berpotensi melibatkan 400 mahasiswa.
Beri Apresiasi, Ketua DPD RI: Bu Khofifah Memang Gubernur GPL alias Gak Pake Lama
etua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengapresiasi langkah cepat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Simak ulasannya.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi