Bersama Asner Silalahi Pria Pemborong Parpol Siantar

Saya dan Pemimpin Redaksi Tagar.id Fetra Tumanggor meluncur ke rumahnya di Jalan Sidamanik, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Asner Silalahi. (Foto: Tagar/Istimewa)

Pematangsiantar - Saya dan Pemimpin Redaksi Tagar.id Fetra Tumanggor meluncur ke rumahnya di Jalan Sidamanik, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. 

Naik mobil Fetra, kami tiba di depan gerbang rumah yang berpagar itu, sekitar setengah jam dari titik kami bertemu dan bergerak dari Jalan Gereja, Kota Pematangsiantar, Rabu, 29 Juli 2020.

Kami masuk dan disambut seorang pria, dan beberapa lainnya sedang duduk di pelataran depan rumah permanen. Pagi menjelang siang itu, suasana masih segar dan sinar matahari masih lembut belum garang.    

Di sisi kanan rumah ada satu lagi bangunan, sepertinya sebuah posko atau markas. Di depan bangunan rumah permanen berdiri sebuah baliho atau reklame bertuliskan Rumah Aspirasi dan memajang foto pria dengan kumis klimis dan senyum tipis.

Ternyata sosok pria yang ada di baliho ukuran sekitar 1 x 2 meter itu, sudah duduk menunggu di kursi depan rumahnya. Mengenakan celana pendek dan kaus putih, tampak santai dan rileks. 

Janji jam 10 pagi untuk bertemu dan bertamu dengannya ditepatinya. Malam hari lewat pesan singkat WhatsApp dia mengabari bersedia ketemu.

Spontan bermaksud menyalaminya, dia mengelak. Baru sadar ini masih masa pandemi Covid-19. Jabatan tangan sebaiknya tidak dilakukan. Dia lalu bertanya siapa kawan yang saya bawa, langsung saya kenalkan, Pemred Tagar.id. Pria itu dengan senyum terbuka menyapa Fetra.

Kami kemudian duduk di sebelah kanan dia, menyamping dan menghadap taman di sisi kiri bangunan rumah. Sementara dia, pria itu yang tampak rileks dan sesekali melirik ponsel di tangannya menghadap arah gerbang. 

Beberapa pria juga duduk di pelataran, satu dua dikenal sebagai wartawan menghadap sosok yang belakangan namanya sangat santer beredar di media dan publik Kota Pematangsiantar.

Kami ditawari minuman air mineral oleh seorang pria yang sudah cukup berumur dan kenal dengan Fetra. Tak lama juga seorang wanita datang membawa minuman berupa teh manis yang kemudian diletakkan di depan kami.

Sempat sedikit kaku, saya coba buka pembicaraan ke sosok itu. Dia adalah seorang kandidat calon Wali Kota Pematangsiantar. Namanya Asner Silalahi. Bagi saya dan Fetra, dia adalah hula-hula. Karena kebetulan istri Fetra adalah boru Silalahi dan istri saya adalah boru Sitompul.

Saya singgung soal proses politik pilkada yang sedang berlangsung. Di mana saat ini ada satu partai politik tersisa yang memiliki tiga kursi di DPRD belum juga melabuhkan dukungan kepada siapapun termasuk kepada Asner yang berpasangan dengan seorang dokter anak, yakni dr Susanti Dewayani.

Dia dengan cepat menangkap lemparan isu itu. Bahwa memang dirinya sudah mendaftar ke partai dimaksud, yakni Partai Gerindra Kota Pematangsiantar. Sudah mengikuti mekanisme parpol tersebut untuk bisa kemudian meraih tiket usungan. Mulai dari mendaftar hingga menyampaikan visi misi dan program.

Namun sejauh ini parpol yang diketuai Netty Sianturi di Kota Pematangsiantar itu belum juga mengumumkan siapa kandidat calon mereka. Selain Asner ada nama Binsar Situmorang di kotak pandora partai itu. Binsar adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumut yang mencoba peruntungan menjadi kepala daerah di Kota Pematangsiantar.

Disenggol soal Hefriansyah Noor, petahana yang tengah terancam tak punya tiket ke Pilkada Kota Pematangsiantar tahun 2020, berpeluang mendapatkan tiket partai itu, Asner sedikit berargumen, hal itu sesuatu yang sulit diterima nalar normal. Alasan dia, Hefriansyah tak pernah mendaftar ke partai itu, mulai dari penjaringan di tingkat kota hingga provinsi dan pusat.

"Kalau calon kan harusnya masuk dari tahapan penjaringan. Bagaimana tiba-tiba misalnya muncul nama dia sebagai pemegang rekomendasi jika mekanisme di parpol itu tak diikuti," kata Asner.

Kalau Hefriansyah tidak daftar ke kami. Yang ada hanya Asner dan Binsar

Dia mencontohkan PDIP, meski punya tiga pintu dalam menentukan calon dalam pilkada, yakni DPC, DPD hingga DPP, namun calon tetap harus mengikuti alur mekanisme yang dimulai dari pendaftaran di bawah.

"Hefriansyah kabarnya mendaftar dari DPD provinsi. Sempat mau ke DPP, ditolak dan disuruh ke provinsi," katanya.

Tugas Wali Kota

Melompat ke diskusi lain, benak Asner ternyata sudah diisi skenario bagaimana membangun Kota Pematangsiantar. Dia menyarankan media juga bisa mencerdaskan warga. Bagaimana komunikasi yang dia bangun ke semua parpol menjadi modal dalam membangun Kota Pematangsiantar.

Asner SilalahiAsner Silalahi ketika di rumahnya Jalan Sidamanik, Kota Pematangsiantar, Sumut pada Rabu, 29 Juli 2020. (Foto: Tagar/Ist)

"Siantar sudah banyak ketinggalan. Saya sebagai anak Siantar harus didukung, seperti saya membangun komunikasi ke semua parpol. Kalau di DPRD sudah kami bangun komunikasi, mudah untuk menghadirkan pembangunan di kota ini," katanya.

Dia lalu menyenggol soal banyaknya sarana prasarana di kota kelahiran Haji Adam Malik ini mangkrak dan tak terurus. Lapangan Sepak Bola Sang Naualuh, Eks Terminal Sukadame, ring road atau Siantar By Pass sepanjang 16 Km menghubungkan Siantar Martoba-Siantar Marimbun, Gedung Olahraga atau GOR di Jalan Merdeka, atau bangunan PD PAUS di Jalan Melanthon Siregar.

Asner menyebut, seorang wali kota harus mendorong itu agar segera dibereskan. Panggil kepala dinas yang bertanggung jawab, paksa bekerja, suruh buat target kapan semua proyek pembangunan itu semua dituntaskan, setahun dua tahun.

"Wali kota panggil kepala dinas, beri beban kerja sama dia. Ya, kepala dinas harus ada beban, kalau tidak ya gimana," kata pria yang beristrikan boru Sihombing itu.

Isi kepalanya seperti sudah akan tumpah semua untuk sesegera mungkin untuk diwujudnyatakan. Asner setidaknya sudah memahami apa yang akan dia kerjakan sekiranya Tuhan memberinya kesempatan menjadi Wali Kota Pematangsiantar ke-10.

Tiket ke sana sudah dia pegang, yakni tujuh parpol dengan jumlah 27 kursi sudah menulis namanya dan Susanti Dewayani sebagai kandidat kepala dan wakil kepala daerah untuk Pilkada 2020.

Tinggal satu lagi parpol yang masih "galau", yakni partainya Prabowo Subianto. Kabarnya, partai ini memberi ruang dan waktu pada Hefriansyah berburu tandem koalisi, istilahnya menculik salah satu parpol yang sudah kadung duluan merapat ke Asner.

Hefriansyah saat dicegat usai mengikuti rapat paripurna DPRD Kota Pematangsiantar terkait LKPJ Wali Kota Tahun 2019 pada Rabu, 29 Juli 2020, tidak banyak menanggapi perihal pencalonannya, termasuk saat disenggol soal dukungan Partai Gerindra.

Hefriansyah mengatakan sebaiknya hal itu ditanyakan ke pengelola Partai Gerindra Kota Pematangsiantar, yakni Netty Sianturi. "Janganlah ditanyakan ke aku, coba tanya ke dia," kata pria yang dulu sempat bergandengan dengan almarhum Hulman Sitorus pada Pilkada 2015.

Netty dihubungi terpisah mengatakan secara resmi dirinya belum menerima nama calon usungan partainya. "Untuk nama sudah ada, namun belum diumumkan resmi oleh DPP. Jadi tidak bisa dipastikan siapa karena itu kan dari DPP," ujar Netty.

Netty bertutur, Hefriansyah tidak pernah mendaftarkan diri ke DPC Partai Gerindra Kota Pematangsiantar. Hanya ada Asner Silalahi dan Binsar Situmorang yang memasukkan lamaran beberapa bulan lalu.

"Kalau Hefriansyah tidak daftar ke kami. Yang ada hanya Asner dan Binsar. Namun kami tidak tau juga kalau beliau menempuh komunikasi dengan DPD atau DPP," ujarnya.

Netty mengatakan, partainya terbuka dan akan menjalankan rekomendasi yang diturunkan DPP Partai Gerindra. "Soal adanya wacana Hefriansyah berpasangan dengan Binsar beredar saya tidak bisa jawab. Tapi yang pasti kami tunggu pengumuman DPP," tukas anggota DPRD Kota Pematangsiantar itu.

Kembali ke Asner, dia cukup respons saat kami berbincang lepas soal pilkada dan politik pembangunan di kota kelahirannya ini. Bincang tak sampai setengah jam, setidaknya memberi gambaran tentang ajakannya agar media membantunya dalam membangun kota yang dihuni tak lebih 300-an ribu penduduk ini.

Saya dan Fetra pamit setelah sempat berbincang secara khusus dengan dia, termasuk soal remeh-temeh kekerabatan. Pilkada Kota Pematangsiantar masih terus berproses, menunggu siapa lawan pria yang dulunya dikenal sebagai birokrat di PUPR itu. 

Apakah sang petahana Hefriansyah Noor atau KPU Kota Pematangsiantar akan menyiapkan satu kotak kosong pada Rabu, 9 Desember 2020 mendatang.[]

Berita terkait
Saat Wali Kota Siantar Belum Punya Tiket ke Pilkada
Dukungan enam parpol di Kota Pematangsiantar, membuat pasangan Asner Silalahi-Susanti Dewayani melenggang di Pilkada 9 Desember 2020.
Ojak Naibaho Gagal Bertarung di Pilkada Siantar 2020
Pilkada 2020 di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, akan hanya diikuti satu pasangan calon seakan menemukan jawaban.
Kata Nasdem Siantar soal Wacana Usung Hefriansyah
Muncul informasi Partai NasDem sedang dibujuk agar berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung Hefriansyah Noor, Wali Kota Pematangsiantar.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.