Berkah Pedagang Asongan di Balik Demo di Makassar

Demo mahasiswa merupakan berkah tersenriri bagi pedagang asongan. Omset mereka naik drastis saat mahasiswa demo. Ini alasannya
Omset Pedagang asongan naik drastis saat demonstrasi di depan gedung DPRD Sulsel.(Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Unjuk rasa kerap menjadi momok dan penghambat bagi masyarakat khususnya pengguna jalan. Tapi beda halnya dengan Daeng Ngitung, demonstrasi adalah berkah baginya.

Sepekan terakhir ini, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Makassar, menggelar unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang KPK dan RKUHP serta Undang-Undang lainnya yang tidak pro terhadap rakyat di depan kantor DPRD Sulsel dan Fly Over, jalan Urip Sumohardjo, Kota Makassar, Sulsel.

Sepanjang waktu demo itu, pria yang tercatat tinggal di jalan Rajawali, Kota Makassar, Sulsel itu, merupakan keberuntungannya.

Daeng Ngitung yang berprofesi sebagai penjual asongan itu dagangannya laris manis dan mampu meraih keuntungan hingga Rp 1 juta perharinya.

"Biasanya itu hanya Rp 100 perhari, tapi karena demo ini biasa mencapai Rp 500 hingga Rp 1 juta perharinya," kata Dg Ngitung saat ditemui di tengah-tengah kerumunan massa di depan Kantor DPRD Sulsel, Selasa 1 Oktober 2019.

Dg Ngitung mengaku telah berjualan asongan sejak 15 tahun terakhir. Dagangan asongannya ini berbagai macam minuman, seperti air mineral dan minuman botol lainnya. Selama ini, ia biasanya berjualan di daerah Pantai Losari hingga Benteng Roterdam Kota Makassar.

Tapi karena adanya demo ini dan diperkirakan akan banyak massa, sehingga Dg Ngitung dan beberapa rekannya yang lain sesama pedagang asongan kompak bergeser berjualan ke lokasi unjuk rasa. Meski segela konsekuensi berjualan ditengah kepungan massa yang bisa saja ricuh sudah siap diterimanya.

"Biasanya saya di Benteng Roterdam berjualan tapi karena ada demo jadi saya kesini (kantor DPRD Sulsel dan Fly Over). Banyak teman kesini, kita saling panggil dulu,"katanya.

Unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang KPK dan RKUHP di Kota Makassar telah berlangsung sejak Selasa, 23 September 2019 lalu. Dalam waktu itu juga, Dg Ngitung mulai berjualan di depan kantor DPRD Sulsel dan Fly Over Makassar. Dan hampir sepekan terakhir, omset penjulannya naik drastis, begitupun dengan keuntungannya.

Takut tonji ia jika bentrok ki (takut juga kalau bentrok) Itumi saya juga pilih tempat dan kayak ini, saya standby saja di lokasi banyak polisi.

"Mulai Selasa lalu jualan. Saat mulai demo itu dan sampai sekarang," bebernya.

Saat berjualan asongan ditengah unjuk rasa, Dg Ngitung juga mengaku tetap selektif memilih lokasi atau tempat harus menyimpan gerobak tempat dagangannya itu. Hal itu karena untuk mengantisipasi jika terjadi keributan. Dan lokasi yang dipilihnya juga ialah tempat dimana banyak petugas keamanan berseragam preman.

Hingga saat ini, ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Makassar masih tetap menggelar unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang KPK dan RKUHP di depan kantor DPRD Sulsel dan Fly Over Makassar, Sulsel.

Mereka ini menilai revisi UU KPK merupakan salah satu bentuk pelemahan lembaga anti rasua itu, sedangan RKUHP sendiri dinilai Undang-Undang yang tidak pro terhadap rakyat. []

Baca juga

Berita terkait
Kronologi Barracuda Polisi Tabrak Mahasiswa Makassar
Kapolda membantah Dicky Wahyudi digilas mobil barracuda. Dia menjelaskan Dicky mengalami benturan di bagian dada.
Demo Ricuh di Makassar, Polisi Amankan 20 Mahasiswa
Akibat kericuhan saat menggelar aksi demonstrasi di Makassar, 20 orang mahasiswa dari beberapa kampus di Makassar diamankan polisi.
Polisi Pengeroyok Wartawan di Makassar Ditahan
Mereka ditahan karena terbukti melakukan pemukulan terhadap mahasiswa dan wartawan.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.