London, (Tagar 9/2/2018) – Luncurkan program kepemimpinan komunitas pada Jumat (9/2), Facebook akan memberikan penghargaan senilai 10 juta dolar Amerika Serikat kepada lebih dari 100 orang yang berhasil membangun grup di jejaring sosial sebagai bagian dari dorongan menciptakan interaksi "bermakna".
“Inisiatif tersebut, yang diumumkan di Konferensi Tingkat Tinggi Komunitas Facebook di London, akan memberi lima orang dengan rekam jejak dalam menciptakan grup hingga 1 juta dolar AS untuk mendanai proyek,” kata Jennifer Dulski dari Facebook dalam sebuah wawancara.
Ditegaskan, sebanyak 100 pemimpin lainnya dari seluruh dunia akan menerima masing-masing 50.000 dolar AS.
"Kami mencari komunitas yang memberi arti bagi orang-orang yang ada di dalamnya, kami mencari inisiatif yang mendorong dampak positif, dan kami mencari komunitas yang memiliki komponen dalam jaringan dan luar jaringan," ujar Dulski, kepala grup dan komunitas Facebook.
Sebelumnya Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg pada Juni lalu mengatakan, misi baru perusahaan tersebut adalah "untuk membawa dunia lebih dekat bersama-sama", dan dia menetapkan tujuan untuk membantu satu miliar orang bergabung dengan "komunitas bermakna" yang dibangun seputar hobi, tetangga, gereja, hewan peliharaan, dan sejenisnya.
Fokus pada grup muncul setelah jaringan sosial, yang memiliki 1,4 miliar pengguna aktif setiap harinya, telah dikritik lantaran perannya dalam distribusi berita palsu.
Facebook dan grup internet lainnya seperti YouTube dan Twitter Google juga mendapat tekanan dari Uni Eropa dan pemerintah Eropa untuk berbuat lebih banyak demi menghentikan perkembangan konten ekstremis di platform mereka.
Eksekutif teratas perusahaan tersebut di Eropa, Nicola Mendelsohn mengatakan bahwa pada Desember jumlah orang yang bekerja dalam keamanan di platform Facebook akan meningkat dua kali lipat menjadi 20.000 pada akhir 2018, termasuk lebih banyak teknisi di London.
“Kontes ini terbuka untuk para pemimpin komunitas Facebook di seluruh dunia, dengan pemenang yang dipilih oleh panel ahli independen dan karyawan Facebook,” demikian Dulski. (ant/yps)
