Berbagai Penyakit Mulai Menyerang Pengungsi Wamena

Masih ada 6.112 jiwa pengungsi yang bertahan di Wamena, pasca kerusuhan yang terjadi di ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Tim Medis saat memandu seorang pengungsi Wamena yang mengalami sakit, saat tiba di Bandara Sentani, Jayapura, Selasa 1 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Paul Tambunan)

Jayapura – Masih ada 6.112 jiwa pengungsi yang bertahan di Wamena, pasca kerusuhan yang terjadi di ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua pada 23 September 2019 lalu.

Ribuan pengungsi ini ditampung di sejumlah posko penampungan. Mereka mengalami trauma akibat sadisnya aksi rusuh oleh sekelompok orang berpakaian seragam SMA, membakar kawasan pertokoan dan melakukan penganiayaan terhadap warga.

Sebanyak 31 orang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Para korban umumnya tewas karena dianiaya massa, sebagian lagi korban dibakar hidup-hidup di dalam kios dan rumahnya.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto meyebutkan, 6.112 orang pengungsi berdasarkan data pada Selasa 1 Oktober 2019. Ribuan pengungsi itu masih ditampung di sejumlah titik.

Adapun rincian posko penampunganya antara lain Kodim 1702/Jwy 2.853 orang, Mapolres Jayawijaya 900 orang, Koramil 1702-03/Wmn 356 orang, Sub Den Pom 114 orang, Gereja Betlehem 287 orang, Kantor DPRD 95 orang, Yonif 756/Wms 120 orang, Gereja Evata 161 orang,

Kemudian, gedung Cipta Jaya 131 orang, Masjid LDII 100 orang, Gereja Advent 132 orang, Gereja El-Shadday 100 orang, Masjid Pasar Baru 90 orang, Kalan TNI AU Wamena 112 orang, dan sebanyak 561 orang lainnya tersebar di beberapa titik penampungan sekitar kota Wamena.

Umumnya mereka kehabisan biaya khususnya warga yang harta bendanya dibakar massa

"2853 jiwa yang ditampung di Kodim 1702 itu terdiri dari pengungsi dari Wamena sebanyak 2.691, Kabupaten Yalimo 236 orang, Lanny Jaya 100 orang, Tolikara 60 orang, dan Kabupaten Mamberamo Tengah 200 orang," kata Eko merinci detailnya.

Data yang diperoleh Tagar dari Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Rabu 2 Oktober 2019 sore, sebagian dari pengungsi tengah mengalami sakit diare, batuk, gatal-gatal dan demam.

Seperti di Pos Kesehatan Kodim 1702/Jayawijaya, terdapat lima orang rawat inap dari 860 pengungsi yang berobat. Di Klinik Polres Jayawijaya ada enam orang rawat inap dari 827 orang yang berobat. Sementara di Gereja GKI dan Gereja Betlehem yang dijadikan pos oleh Dinas Kesehatan Jayawijaya sebanyak 54 orang tengah menjalani perawatan.

"Total 1.743 orang pengungsi yang mendapatkan pengobatan termasuk rawat inap. Umumnya mereka kehabisan biaya khususnya warga yang harta bendanya dibakar massa," beber Kolonel Eko seraya mengajak masyarakat untuk mebantu bahan makanan dan selimut yang menjadi kebutuhan utama ribuan pengungsi di Wamena hingga kini.

Sebelumnya, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Silas Papare Jayapura, Mayor Sus Rindar Noor menyebutkan pihaknya telah mengevakuasi 6.527 jiwa pengungsi dari Wamena ke Jayapura. Mereka diangkut menggunakan dua unit pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.

Kebanyakan dari ribuan pengungsi itu adalah migran (perantau–red) dari berbagai provinsi, yang telah lama mencari penghidupan di Wamena dan daerah pegunungan tengah Papua.

"Total 6.527 orang yang sudah dievakuasi dari Wamena ke Jayapura, hingga Selasa ini," sebut Mayor Sus Rindar Noor kepada Tagar, Selasa 1 Oktober 2019 lalu. []

Berita terkait
Kepada Pengungsi Wamena, Pangdam Yakinkan Papua Aman
Pangdam Asaribab berharap masyarakat migran (perantau-red) dapat lebih tenang, serta mengurungkan niatnya meninggalkan Wamena.
Dinyatakan Aman, Layanan SPBU Mulai Buka di Wamena
Situasi Wamena mulai kondusif, tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) mulai beroprasi melayani kebutuhan warga.
Dinyatakan Aman, Layanan SPBU Mulai Buka di Wamena
Situasi Wamena mulai kondusif, tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) mulai beroprasi melayani kebutuhan warga.