Beragam Upaya Kemendikbud Tuntaskan Buta Aksara

Berbagai upaya telah dan masih dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menuntaskan buta aksara.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan tanggapan tentang rekomendasi Panitia Kerja (Panja) Pembelajaran Jarak Jauh dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020). (foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp).

Jakarta – Berbagai upaya telah dan masih dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menuntaskan buta aksara, seperti pemutakhiran data buta aksara dan memperluas layanan program pendidikan keaksaraan.

Penjelasan itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan pada Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) Tahun 2020 secara daring, di Jakarta, Selasa, 8 September 2020.

Pihaknya juga telah mengembangkan sinergi dalam upaya penuntasan buta aksara dan pemeliharaan kemampuan keberaksaraan warga masyarakat, serta mengakselerasi inovasi layanan program pada daerah terpadat buta aksara.

Kita harus mengambil hikmah dari pandemi ini. Saat pandemi selesai, kita harus yakin akan keluar menjadi pemenang yang terus memiliki harapan dan cita-cita untuk mengentaskan buta aksara dari negara kita tercinta dan bersama-sama menghadirkan pendidikan yang berkualitas bagi Indonesia maju.

Nadiem Anwar Makarim juga menyampaikan agar peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-55 tahun 2020 menjadi momentum perubahan paradigma pendidikan melalui pembelajaran literasi di masa pandemi COVID-19.

“Saya mengapresiasi luar biasa, meski tengah mengalami berbagai keterbatasan akibat pandemi COVID-19, kita tetap bersemangat untuk mengingat pentingnya melek huruf bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat, untuk melakukan komunikasi sehingga kita dapat mengembangkan ilmu pengetahun dan teknologi,” disampaikan Mendikbud, seperti dilansir laman resmi Kemendikbud.

Tema Hari Aksara Internasional ke-55 yang diusung UNESCO pada tahun ini adalah “Literacy Teaching and Learning in the COVID-19 Crisis and Beyond’ with a Particular Focus on The Role of Educators and Changing Pedagogies”. Berkaitan dengan tema tersebut, Kemendikbud bersama Kementerian Dalam Negeri memastikan kebijakan pembelajaran literasi di tengah pandemi terlaksana dengan baik di daerah.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Kemendikbud, Jumeri mengatakan strategi penuntasan buta aksara beberapa tahun terakhir difokuskan pada daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) karena daerah tersebut sulit dijangkau terutama di masa pandemi.

Jumeri berharap, masa krisis ini menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk menunjukkan keberpihakannya terhadap peningkatan literasi. “Daerah 3T adalah bagian dari NKRI yang harus diperjuangkan, kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk menyukseskan pemberantasan buta aksara di Indonesia,” kata Jumeri.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Biro Pusat Statistik tahun 2019, jumlah penduduk buta aksara telah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Persentase buta aksara tahun 2011 sebanyak 4,63 persen, dan pada tahun 2019 turun menjadi 1,78 persen.

“Artinya, angka buta aksara di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya seiring dengan terlaksananya berbagai strategi yang inovatif dan menjawab kebutuhan belajar masyarakat,” kata Jumeri.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kantor UNESCO di Jakarta, Shahbaz Khan mengatakan, Indonesia telah menjadi salah satu contoh negara yang mampu memastikan perkembangan literasi di seluruh penjuru negeri. Namun demikian, di dunia masih memiliki tantangan global yang nyata yaitu 773 juta penduduk usia remaja dan dewasa tidak memiliki kemampuan literasi dasar.

“Hal yang sama juga dihadapi oleh 617 juta anak dan remaja yang belum mampu mencapai kemampuan minimal bidang membaca dan Matematika. Terdapat banyak tantangan baru yang telah memengaruhi sekolah dan pembelajaran sepanjang hayat kita, terutama remaja atau orang dewasa yang tidak atau kurang memiliki kemampuan literasi dasar,” tutur Shahbaz Khan. []

Berita terkait
Subsidi Kuota Kemendikbud Masih Terkendala Infrastruktur
Telkomsel menyatakan siap mendukung rencana pengucuran kuota internet Kemendikbud ini lewat percepatan pembangunan BTS di area-area residensial.
Kemendikbud Gandeng BPK dan KPK Pantau Subsidi Internet
Dalam program subsidi kuota internet, Kemendikbud menggandeng BPK dan KPK untuk cegah penyelewengan.
Kemendikbud Pastikan Subsidi Kuota Tak Disalahgunakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pastikan subsidi kuota untuk siswa, mahasiswa serta tenaga pengajar dapat tepat sasaran.