Bantaeng - Tanggul jembatan Sinoa di Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan yang sempat viral dengan adanya tiang listrik di tengah jalan ambruk. Camat Sinoa, Hariyanto mengatakan, ambruknya tanggul tersebut lantaran hujan terus mengguyur Kabupaten Bantaeng. Tanah pengerasan pun terkikis hingga akhirnya longsor.
"Ambruk ini disebabkan karena air hujan yang terus menerus mengalir sehingga mengikis tanah pengerasan yang ada disamping tanggul tersebut," ucap Hariyanto melalu sambungan telepon, Selasa, 21 April 2020.
Dia menjelaskan, peristiwa itu tak bisa memvonis siapa pun yang salah. Sebab saat pengerjaan pihak Kecamatan juga rutin ke lokasi guna melakukan kontrol pembangunan.
Ambruk ini disebabkan karena air hujan yang terus menerus mengalir sehingga mengikis tanah pengerasan.
"Saya rutin lakukan kontrol pada saat proses pengerjaan dan semuanya sesuai dengan prosedur," jelasnya.
Bahkan dia mengaku pihaknya kerap memberi saran kepada pelaksana kegiatan. Kontraktor sering disampaikan akan perlunya dilakukan pengecoran di tanah pengerasan di samping tanggul.
Hal itu ia sampaikan guna mengantisipasi terjadinya erosi. Namun rupanya hal itu ditolak pihak kontraktor lantaran pengecoran tidak sesuai gambar pada Rencana Anggaran Biaya (RAB).
"Saya sudah usulkan untuk dilakukan pengecoran di tanah pengerasan samping tanggul karena jangan sampai terjadi erosi," tuturnya.
Terpisah, Kepala seksi pemeliharaan jalan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Bantaeng, Minarni mengatakan bahwa kewenangan hanya sebatas pemantauan saja. Sebab proyek pembangunan yang mencapai Rp 3,8 miliar ini merupakan kewenangan provinsi.
"Kewenamgan kami di Kabupaten dalam proyek ini hanya sebatas memantau saja," ucap Minarni.
Senada dengan itu, Kepala Dinas PU kabupaten Bantaeng, Andi Sjapruddin mengaku bahwa pembangunan itu proyek provinsi yang kini masih dalam tahap pemeliharaan.
Dia menyebut, peristiwa itu diakibatkan karena faktor alam. "Disana itu proyek Provinsi bukan kabupaten dan saat ini masih dalam tahap pemeliharaan," ujar Sjafruddin. []