TAGAR.id, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi calon potensial di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan berdasarkan Litbang Kompas, elektabilitas Ahok cukup tinggi yakni 20 persen.
Elektabilitas Ahok hanya kalah dari petahana Anies Baswedan yang ada di urutan pertama dengan 29,8 persen. Ahok merespons tingginya elektabilitas di Jakarta dan kans maju di Pilgub Jakarta. Ia menegaskan masih menunggu arahan dari DPP PDIP.
"Bisa menunggu putusan DPP," kata Ahok ketika dikonfirmasi, Senin, 22 Juli 2024.
- Baca Juga: Soal Maju Pilkada Sumut, Begini Jawaban Ahok
Namun Ahok saat ini ditugaskan DPP PDIP untuk membantu pemenangan Pilkada Serentak. Ia menjadi role model bagi seluruh kader yang maju di Pilkada.
"Mesti ada pertimbangan DPP akan masang saya atau tidak. Karena kemarin pembicaraannya mereka lebih suka saya itu bantu semua kepala daerah, cari solusi," ucap Ahok.
"Makanya, saya satu tugas saya untuk Pilkada menawarkan program-program solusi di daerah-daerah yang kader PDIP ikut bertanding," tutur dia.
Sementara Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan, mereka belum pada posisi mengambil keputusan apakah akan mengusung Ahok di Pilkada Jakarta atau tidak.
"Keputusan itu masih harus menunggu rapat DPP yang akan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri nanti,” kata Said Abdullah.
Said mengungkapkan, elektabilitas Ahok yang cukup tinggi di Litbang Kompas karena kerinduan masyarakat dengan sosok pemimpin yang tegas.
“Kami sebagai sejawat Ahok di PDIP merasa memang Ahok layak memperoleh hasil elektabilitas tersebut. Sepertinya ada kerinduan publik Jakarta pada tipe pemimpin yang punya ketegasan,” ungkapnya.
“Apa yang pernah dilakukan Ahok saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta tidak bisa kita nafikan manfaatnya,” tutupnya. []