Jakarta - Artis media sosial sekaligus bintang iklan Ayana Moon, membeberkan perbedaan suasana antara menjalankan ibadah puasa Ramadan di Indonesia dan di negara asalnya, Korea Selatan. Salah satunya adalah perbedaan jumlah umat muslim yang merupakan minoritas di negeri gingseng tersebut.
"Di Indonesia ramai orang berpuasa, tapi di sini hanya saya dan adik saya (di keluarga Ayana). Di Indonesia ada banyak kajian, buka puasa bersama dan banyak aktivitas bisa bertemu temen-teman saya," kata dia dalam konferensi pers secara daring, pada Jumat, 15 Mei 2020.
Selain itu, kata Ayana, banyak helatan acara bertema Ramadan yang bisa diikuti saat berada di Indonesia, berbanding terbalik saat ia pulang ke kampung halamannya di Korea Selatan. Lantaran itu, ia kerap menghabiskan waktu mengisi kegiatan di dalam rumah, seperti mengaji dan memasak bersama adiknya.
Ayana juga mengakui bahwa godaan puasa lebih banyak ditemui saat berada di Korea dibanding saat tingga di Indonesia. Pasalnya, ia kerap menemui banyak masyarakat yang makan dan minum di ruang publik seperti hari-hari biasa.
"Sedih banget. Di Korea semuanya makan minum di depan saya, itu agak susah. Di saat yang sama saya harus bicara keras, harus berpuasa, mulut saya kering. Agak susah menghabiskan Ramadan di sini," kata dia.
Namun begitu, menjalankan puasa pada Ramadan tahun ini yang dilaksanakan di tengah pandemi virus corona, Ayana dan keluarganya justru bisa melakukan kegiatan di luar rumah lantaran negara itu telah dinyatakan aman.
Kondisi tersebut berbeda dengan di Indonesia yang masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga masyarakat masih belum diperkenankan menjalankan aktifitas di ruang publik secara bebas.
"Ramadan tahun ini memang susah dari tahun lalu, tetapi di Korea corona virus sudah aman, kami bisa keluar, jalan-jalan," ujar dia.
Meski Islam merupakan agama minoritas di Korea Selatan, pada bulan Ramadan masjid-masjid di sana kerap penuh diisi umat muslim untuk melakukan ibadah berjamaah, termasuk di Seoul Central Mosque yang berada di kawasan Itaewon.
Laman The Korea Times melaporkan, selama Ramadan pihak dari Seoul Central Mosque biasanya akan menyiapkan makanan gratis untuk berbuka puasa kepada ratusan Muslim yang hadir. Tempat itu juga mengadakan gelaran salat tarawih berjamaah setiap malam selama bulan puasa.
Pemerintah Korea Selatan berharap, bulan suci Ramadan menawarkan kesempatan untuk meningkatkan soidaritas internasional dan semangat toleransi untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan memulihkan keselamatan publik.
Dalam sebuah pesan yang diunggah di laman media sosial Twitter, Kementerian Luar Negeri mengatakan puasa selama Ramadan dimaksudkan untuk membawa hati orang lebih dekat bersama dan meningkatkan solidaritas dan toleransi terhadap tetangga yang membutuhkan.
Baca juga: Amalan Iktikaf di Rumah ala Ustaz Abdul Somad
Biasanya, pihak kementerian menyelenggarakan sajian berbuka puasa untuk para duta besar dari negara-negara Islam saat matahari telah tenggelam. Namun, acara tahunan yang digelar sejak tahun 2004 itu tak diadakan tahun ini lantaran merebaknya wabah Covid-19. []