Beda Pilihan Capres Membuat Orang Aceh Mengkafir-kafirkan Sesama Muslim

Berbeda pilihan calon presiden-calon wakil presiden dalam Pilpres bisa membuat orang Aceh mengkafir-kafirkan sesama muslim.
Penyelenggara Pemilu, Komisi Independen Pemilihan (KIP), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) mengangkat tangan semangat Pemilu 2019 di Lhokseumawe, Aceh, Selasa (15/1/2019). KIP Lhokseumawe, PPK dan PPS siap melaksanakan Pemilihan Legislatif dan Pilpres 2019, serentak pada 17 April 2019 dengan semangat Pemilih Berdaulat Negara Kuat. (Foto: Antara/Rahmad)

Jakarta, (Tagar 16/1/2019) - Berbeda pilihan calon presiden-calon wakil presiden dalam Pilpres bisa membuat orang Aceh mengkafir-kafirkan sesama muslim. Situasi ini dipicu politisi yang suka menggunakan jargon agama untuk meraih simpati publik. Untuk meredam situasi ini maka lahir gagasan tes baca Alquran bagi capres-cawapres.

Hal tersebut diungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lukmanul Hakim berdasarkan laporan dari Ketua Ikatan Dai Aceh (IDA) Tengku Marsyuddin Ishak.

Lukmanul Hakim menegaskan MUI siap mengirimkan tim juri untuk menilai kemampuan baca Alquran bagi capres-cawapres Indonesia yang rencananya digelar di Nanggroe Aceh Darussalam, bila benar bukan hanya wacana.

"Apabila itu dilaksanakan, kami mengapresiasi dan siap mendukung dengan tim juri yang mereka mintakan. Saya kira itu penting," ucap Lukmanul pada Tagar News, Selasa (15/1) di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia, Jakarta.

Menurutnya, agenda tersebut terbilang logis. Mengingat, pemilihan pejabat di sana sudah lumrah harus melalui tes baca Alquran terlebih dahulu sebagai syarat khusus. 

Gagasan ini dicetuskan oleh Ikatan Dai Aceh (IDA) bermula dari keprihatinan merebaknya agama Islam dijadikan jualan untuk meraup suara pemilih di Pilpres 2019.

"Mereka ingin tahu, apa kedua paslon capres-cawapres bisa membaca kitab suci. Tidak rumit sebetulnya yang IDA minta. Minimal membaca Alquran, dan praktik ibadah membaca Al Fatihah serta membaca surat pendek lainnya yang biasa dibaca dalam salat," jelasnya.

Lukmanul juga mendapat laporan dari Ketua IDA Tengku Marsyuddin Ishak semenjak iklim politik Indonesia memanas, masyarakat di Bumi Serambi Makkah kerap mengkafir-kafirkan sesama muslim. Bahkan, berbeda pilihan pun acap kali menimbulkan perselisihan. Maka itu, ucap Lukman, muncullah ide tes baca Alquran untuk dua paslon capres-cawapres di Pemilu 2019.

Dalam hal ini, Ketua MUI menyayangkan hanya karena pesta demokrasi lima tahunan ini justru merusak tatanan keharmonisan bangsa Indonesia.

"Persaudaraan kita kan sepanjang hayat. Maka, jangan sampai politik 5 tahunan ini dirusak, merusak persaudaraan kesatuan bangsa sepanjang hayat. Apalagi sampai mengkafirkan, ini tidak tepat," tegas Lukmanul Hakim.

Pihaknya mengimbau agar para pendukung paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno agar tidak saling menyerang atau bahkan mengkafirkan.

"Ini lebih mendasar. Karena agama itu urusannya dengan Tuhan dengan Allah SWT. Kok, hanya beda pilihan politik sampai ke status agama berubah. Itu kan luar biasa, ini berbahaya. Kalau menurut saya, ini suatu situasi yang kebablasan. MUI menyampaikan keprihatinan atas situasi itu," ucapnya.

Terkait tes baca Alquran yang akan terselenggara di Aceh, menurut Lukmanul, hal itu bisa juga menjadi angin segar bagi umat muslim. Karena, akan mengetahui pula figur mana yang lebih baik memimpin Indonesia hingga tahun 2024.

"Tentu yang namanya pemimpin kan harus bisa kita ikuti, seperti Imam. Konteks Imam jika baca Alquran saja tidak bisa, kan tidak mungkin jadi Imam Negara, kira-kira begitu logika kami kan. Itu logika yang tadi disampaikan kawan-kawan dari Aceh, jelas Ketua MUI

"Maka itu, kalau konteks mau kepemimpinan Islam, kita sepakati seperti Imam. Maka harus ada yang bisa membaca Alquran. Itu penting," sambungnya.

Sebelumnya, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Lukman Edy menyatakan bahwa Tim Kampanye Nasional (TKN) capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'aruf Amin menyatakan kesanggupannya secara lisan dengan menerima tantangan masyarakat Aceh ihwal tes baca Alquran.

"Kami (mewakili capres-cawapres 01) siap, bersedia untuk mengikuti tes baca Alquran yang diinisiasi oleh IDA sebagai bentuk apresiasi kami terhadap keinginan masyarakat Aceh, kearifan masyarakat Aceh," jelasnya.

Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno menyatakan hanya akan datang jika ada kewajiban dari KPU berkaitan dengan wacana tersebut. []

Berita terkait