BBKB Perkuat Mutu Infrastruktur Industri Kerajinan dan Batik

Kemenperin sudah menetapkan 120 SNI produk industri untuk 356 Nomor Pos Tarif wajib memberlakukan SNI. BBKB memperkuat mutu kerajinan dan batik.
Proses pembuatan pada industri batik. (Foto: antarafoto)

Yogyakarta - Kementerian Perindustrian sampai saai ini sudah menetapkan 120 SNI produk industri untuk 356 Nomor Pos Tarif yang wajib memberlakukan SNI. Produk industri yang dimaksud meliputi sektor hasil perkebunan, agro, kimia hulu dan hilir, bahan galian non logam, tekstil, alas kaki, permesinan, alat transportasi, elektronika, logam dan produk IKM seperti mainan dan korek api gas.

Salah satu standar mutu paling mendasar yang diharapkan dapat diterapkan oleh industri nasional adalah SNI ISO 9001:2015, atau lebih dikenal sebagai Sistem Manajemen Mutu (SMM). SNI tersebut secara global telah diakui sebagai pondasi dasar infrastruktur mutu sebuah organisasi, termasuk perusahaan industri.

Baca Juga:

Kepala Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Titik Purwati Widowati mengatakan, sebagai salah satu unit kerja di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) turut serta berpartisipasi menyelenggarakan bimbingan teknik (bimte)k SNI ISO 9001:2015 untuk sektor industri kerajinan dan batik. Bimtek secara resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian dan diselenggarakan serentak secara nasional oleh 24 Satuan Kerja BSKJI.

Justru SNI ini membantu perusahaan dapat menjaga konsistensi secara berkelanjutan dalam proses pemantauan dan pengukuran kinerja.

Acara diikuti sekitar 1.200 peserta industri dari seluruh Indonesia, dengan latar belakang berbagai sektor industri dari Banda Aceh sampai Ambon. Pelaksanaan bimtek tersebut sekaligus menandai transformasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) menjadi BSKJI. 

Zoom Pelaku Industri BatikAcara Bimtek virtual melalui media zoom yang diikuti sekitar 70 industri dari sektor batik, kerajinan, perhiasan, alat olah raga dan mainan anak. (Foto: Istimewa)

"BBKB di Yogyakarta terus berusaha mendorong daya saing industri kerajinan dan batik dimasa pandemi ini salah satunya dengan menyelenggarakan Bimtek SNI ISO 9001:2015," katanya dalam siaran pers, Sabtu, 27 Februari 2021.

Menurut dia, bimtek ini digelar secara virtual melalui media zoom yang diikuti sekitar 70 industri dari sektor batik, kerajinan, perhiasan, alat olah raga dan mainan anak. "Secara umum perusahaan peserta bimtek sudah menerapkan prinsip - prinsip sistem manajemen mutu, namun masih belum update dengan SNI ISO 9001:2015," katanya.

Baca Juga:

Dia mengatakan, penerapan SNI Sistem Manajemen Mutu dapat mendukung perusahaan industri dalam membangun budaya kerja yang kondusif dan optimal dalam mewujudkan tujuan bisnisnya. SNI Sistem Manajemen Mutu jangan dipandang sebagai pekerjaan tambahan yang memberatkan. "Justru SNI ini membantu perusahaan dapat menjaga konsistensi secara berkelanjutan dalam proses pemantauan dan pengukuran kinerja," ungkapnya.

Titik mengungkapkan, Kementerian Perindustrian terus berkomitmen mendukung peningkatan daya saing industri guna memacu produktivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas. Salah satu faktor utama penentu daya saing tersebut adalah kualitas infrastruktur mutu. []

Berita terkait
Pengelola Bisnis Tanaman Hias Depok Tak Pernah Dapat Bantuan
Pengelola bisnis di bidang tanaman hias di Kota Depok mengaku tak pernah mendapat bantuan. Baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
BSN Fasilitasi Penerapa SNI Pemkot Kupang
BSN pun telah bersinergi dengan berbagai pihak untuk pengembangan dan pembinaan standardisasi dan penilaian kesesuaian.
Kemenperin Fasilitasi IKM Bersertifikat SNI
Kemenperin berupaya agar pelaku IKM mampu meningkatkan penjualan dengan jangkauan pasar yang lebih luas hingga ke mancanegara.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)