Bareskrim dan Intelijen Pantau Pemboikotan Produk Prancis

impinan Polri merespons adanya seruan boikot produk Prancis dengan mengerahkan jajaran intelijen dan Bareskrim untuk deteksi dini.
Ilustrasi - minimarket memboikot produk Prancis di Riau. Polisi akan kerahkan bareskrim dan intelijen. (foto: Istimewa).

Jakarta - Pimpinan Polri merespons adanya seruan boikot produk Prancis dengan mengerahkan jajaran intelijen dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) untuk melakukan deteksi dini.

"Jadi pimpinan Polri sudah memerintahkan kepada jajaran intelijen maupun Bareskrim untuk melakukan deteksi dini dan deteksi aksi adanya ajakan di medsos, termasuk ajakan-ajakan boikot," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono kepada wartawan, Rabu, 4 November 2020.

Seperti main hakim sendiri, kita sama-sama juga sudah antisipasi.

"Tentunya terkait dengan ajakan boikot produk Prancis itu menjadi bahan masukan kepolisian untuk melaksanakan langkah-langkah lebih lanjut," ujar dia lagi.

Baca juga: 13 Produk Prancis Ini Berpeluang Diboikot Negara Muslim

Awi mengatakan, apabila seruan pemboikotan produk Prancis masih dalam koridor hukum, maka akan dianggap wajar. Namun, kata dia, apabila seruan tersebut berujung pada tindakan melawan hukum, pihaknya akan melakukan pengamanan.

PolriKepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono memberikan pernyataan pers daftar terduga teroris yang ditangkap di Kota Padang dan Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. (Foto: Tagar/Dok. Tribrata TV Humas Polri)

"Jika sudah melawan hukum kita siap memberikan langkah-langkah pengamanan secukupnya. Kalau perlu kita sudah siapkan cadangan-cadangan kekuatan untuk ditempatkan di tempat strategis untuk pengamanan itu," kata Awi.

Selain itu, pimpinan Polri juga telah memerintahkan penggalangan dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat untuk meredam terjadinya tindakan yang tak diinginkan.

"Seperti main hakim sendiri, kita sama-sama juga sudah antisipasi. Makanya beberapa daerah telah menyiapkan beberapa cadangan bila nanti ada situasi yang tidak kita inginkan," tutur dia.

Baca juga: Demo Boikot Produk Prancis akan Digelar di Aceh Barat

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengimbau umat Islam Indonesia memboikot produk Prancis. Hal itu berkaitan dengan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW dengan dalih kebebasan berekspresi.

Anwar mengatakan, pemboikotan produk Prancis tersebut dilakukan untuk menekan Presiden Macron agar segera meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia.

"Mengimbau umat Islam sedunia untuk memboikot semua produk yang berasal dari negara Prancis," ujar Anwar dalam keterangannya, Jumat, 30 Oktober 2020.

Sementara, tiga organisasi masyarakat (ormas) Islam yakni GNPF Ulama, Front Pembela Islam (FPI), dan PA 212 juga telah menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis pada Senin, 2 November 2020. Dalam unjuk rasanya, ketiga ormas tersebut juga mengajak masyarakat memboikot produk asal Prancis. []

Berita terkait
Pemerintah RI Harus Bersikap Terhadap Boikot Produk Prancis
Peneliti INDEF Enny Sri Hartati menilai pemerintah harus bersikap menanggapi seruan boikot produk Prancis sebagai aspirasi umat muslim Indonesia.
Seruan Boikot Prancis Jadi Peluang Bangkitkan Produk Lokal
Peneliti Indef Media Wahyudi Askar menilai seruan boikot terhadap produk Prancis menjadi peluang untuk produk lokal.
Boikot Tidak Berdampak Besar ke Penjualan Produk Prancis
Seruan boikot produk Prancis tidak menutup kemungkinan akan berdampak terhadap penjualan produk-produk negara itu.