Banyak Sentimen Positif, IHSG Berpeluang Menguat

Hari ini, Kamis, 16 Juli 2020, banyak sentimen positif yang berpotensi mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Ilustrasi - Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (Foto: Antara/Reno Esnir/pd)

Jakarta - Hari ini, Kamis, 16 Juli 2020, banyak sentimen positif yang berpotensi mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Edwin Sebayang, analis dari MNC Sekuritas dalam analisa hariannya menyebutkan, gabungan sentimen positif dari faktor internal dan eksternal akan menjadi  pendorong pergerakan indeks saham.

Rencana Bank Indonesia untuk kembali menurunkan bunga acuan 25 7DRR sebesar 25 basis poin (bps) Kamis ini berpotensi menjadi katalis pendorong IHSG untuk rebound, di tengah pencapaian jumlah kasus Covid-19 yang angkanya terus naik. Pada Rabu, 15 Juli 2020, jumlah korban positif kembali memecahkan rekor tertinggi baru mencapai 1.522 sehingga menjadi 80.094 orang, dengan penambahan korban meninggal sebanyak 87 menjadi 3.797 orang, menuju 4,000 orang tewas dalam waktu dekat ini.

Baca Juga: Aksi Jual Cukup Gede, IHSG Turun Tipis 0,06%

Dari faktor eksternal, kombinasi  perkembangan vaksin Covid-19, kuatnya pendapatan (earnings) emiten seperti Goldman Sachs serta Presiden AS Donald Trump dilaporkan tidak ingin menambah ketegangan dengan China menjadi sentimen positif indeks Dow Jones (Dow Jones Industrial Average - DJIA). Indeks Dow Jones kembali menguat sebesar 0,85%, yang merupakan penguatan selama empat hari bertutur-turut. 

Edwin menyebutkan sentimen positif juga datang dari naiknya harga beberapa komoditas. Harga minyak naik 1,38%, batubara 0.18%, timah 0,22% dan sawit (CPO) 1,79% sehingga berpotensi menjadi katalis pendorong naiknya saham-saham dibawah komoditas tersebut dalam perdagangan Kamis ini.

Mengetahui IHSG berpeluang berbalik arah alias rebound dalam perdagangan Kamis ini di tengah secara valuasi banyak saham sangat menarik untuk dibeli, Edwin merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan aksi beli (buy) atau swing trade. Investor dapat fokus atas saham dari sektor otomotif, CPO, ritel, properti, batubara, rumah sakit dan industri dasar.

MNC Sekuritas merekomendasikan empat saham, berikut ulasannya.

1. PT Summarecon Agung Tbk atau SMRA

Kemarin, 15 Juli 2020, saham SMRA ditutup menguat 1,7% ke level 600. Saat ini SMRA diperkirakan berada di awal wave (Y), sehingga SMRA berpeluang melanjutkan penguatannya, terlebih jika SMRA sanggup menembus resistancenya (batas atas kenaikan) di 635.

MNC Sekuritas merekomendasikan saham SMRA buy on weakness (membeli saat saham tersebut sudah breakout  atau menjebol resisten-resisten tertentu) pada kisaran 585-600. Untuk target price pada rentang 650-720 dan stoploss di bawah 580.

Sebagai bahan informasi, wave atau gelombang yang dimaksud adalah bagian dari Teori Gelombang Elliot yang kerap digunakan dalam analisis teknikal. Dalam teori ini, pergerakan pasar mengikuti siklus psikologi berdasarkan sentimen pasar, bergantian membentuk pola bearish atau tren indeks saham turun dan bulish atau tren naik.

2. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk atau JPFA

Selama tidak ditutup di bawah 1.140, posisi saham JPFA saat ini sedang berada diawal wave [v] dari wave C. Ini berarti JPFA masih berpeluang menguat terlebih jika JPFA mampu menembus resistance terdekatnya pada level 1.220.

MNC merekomendasikan saham JPFA spec buy ( Kondisi dimana harga saham berada pada level support dan masih ada 2 kemungkinan, apakah harga akan rebound atau  malah kembali melanjutkan penurunan dengan menjebol level supportnya) pada rentang 1.145-1,155. Untuk taget price pada kisaran 1.250-1.350 dan stoploss di bawah 1.140.

3. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SMGR

Selama tidak terkoreksi agresif ke bawah 9.325, maka posisi saham SMGR saat ini merupakan bagian dari wave (ii) dari wave [c] dari wave B. Hal ini berarti penguatan SMGR akan cenderung terbatas dan rentan terkoreksi kembali.

MNC merekomendasikan saham SGMR spec buy pada rentang 9.375-9.450. Untuk target price pada kisaran 9.850-10.000 dan stoploss di bawah 9.325.

4. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI

Pergerakan saham BBNI kemarin  merupakan bagian dari wave (b) dari wave 5, dimana hal ini berarti BBNI rentan terkoreksi terlebih dahulu untuk membentuk wave (b). Level koreksi BBNI terdekat diperkirkaan berada di 4.650 dan selanjutnya di 4.290. 

MNC merekomendasikan saham BBNI sell on strength (menjual saham ketika harga bergerak naik cukup signifikan dalam waktu singkat, atau jika sebuah saham sudah rally panjang)  pada rentang 4.710-4.820.

Simak Pula: IHSG Naik 0,66%, Tiga Saham Bank Ini Dilego Asing

Sebelumnya pada penutupan Rabu, 15 Juli 2020, IHSG terkoreksi tipis 0,06% atau 3,32 poin di posisi 5.075,79. Selama perdagangan, IHSG sempat menyentuh batas terendah di posisi 5.069,38 dan level tertinggi pada 5.116,46 poin. []

Berita terkait
IHSG Berpeluang untuk Menguji Resistance di 5.140
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin, 13 Juli 2020 sebesar 0,66% ke posisi 5.064,45.
IHSG Terkoreksi 0,42%, Saham BRIS Diburu Lokal
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat, 10 Juli 2020, terkoreksi 0,43% atau 21,54 poin di level 5.031,26.
Akibat Aksi Jual Asing, IHSG Merosot 0,46 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis, 9 Juli 2020 ditutup turun 0,46% atau 23,38 poin di posisi 5.052,79.
0
Menag Berikan Pesan Khusus untuk Petugas dan Jemaah Jelang Wukuf di Arafah
Menag Yaqut Cholil Qoumas memberikan pesan khusus kepada petugas dan jemaah menjelang fase puncak, wukuf di Arafah serta Mabit di Muzdalifah.