Banjir Jakarta 2020 Bencana Nasional

Saran saya, Presiden mengundang dan menugaskan pakar-pakar hidraulika dari ITB dan UGM untuk mengatasi banjir Jakarta. Opini Bagas Pujilaksono.
Mobil terendam banjir di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Januari 2020. Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota terendam banjir. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

Kepada Yth, Bapak Presiden RI di Jakarta. Dengan hormat. Pertama, saya merasa sangat prihatin dengan kondisi Jakarta saat ini akibat banjir, segalanya lumpuh total. Semoga warga DKI bisa segera menata hidupnya kembali pasca-banjir berlalu. Aamiin.

Siapa pun yang jadi Gubernur DKI akan berhadapan dengan masalah banjir. Jadi, siapa pun yang jadi Gubernur DKI, tidak perlu mengelak, berkelit, berwacana, dan berdusta soal fakta banjir Jakarta. Masalahnya terlalu sederhana: tidak becus mengatasi banjir di Jakarta, ya mundur saja secara terhormat. Warga DKI butuh solusi nyata, bukan ocehan-ocehan konyol yang hanya bernuansa pencitraan.

Mohon maaf bapak Presiden, saya bukan pakar hidraulika, jadi kali ini, saya tidak akan berkomentar secara teknis mengatasi banjir Jakarta. Saya hanya bicara hal-hal politis kaitannya dengan solusi banjir di Jakarta yang harus betul-betul bebas dari intervensi politik.

Banjir Jakarta, semakin meyakinkan saya, bahwa kita selalu punya masalah serius tentang sebagai berikut.

1. Pemahaman masalah secara utuh

2. Lemahnya koordinasi

3. Gagal membangun sistem yang berkesinambungan

Saran saya, Bapak Presiden mengundang dan menugaskan pakar-pakar hidraulika dari ITB dan UGM untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta.

Bapak Presiden adalah sosok yang di satu sisi selalu terkagum-kagum dengan diaspora, yang seolah-olah mereka akan membawa kemajuan bagi bangsa ini. Namun sangat kontradiktif, di lain sisi Bapak tidak pernah memanfaatkan kepakaran ilmuwan dalam negeri yang beberapa orang dari mereka sungguh jagoan di bidangnya.

Mengatasi banjir di Jakarta, syaratnya harus bebas dari intervensi politik. Lebih-lebih, jika banjir di Jakarta dijadikan argumen politik untuk memindahkan Ibu Kota Negara RI. Tidak masuk akal dan terkesan menghindar dari masalah.

Saran saya, Bapak Presiden mengundang dan menugaskan pakar-pakar hidraulika dari ITB dan UGM untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta, kalau perlu kerja sama dengan TU-Delft, Netherland. Kolega saya di Fakultas Teknik, UGM, Profesor Budi Wignjosukarto Santosa (BWS) adalah pakar hidraulika yang sering ngobrol dengan saya soal banjir. Kepakaran beliau tidak diragukan lagi. Silakan Bapak Presiden mendengarkan langsung dari beliau soal solusi banjir di Jakarta.

Suara ilmuwan hidraulika soal banjir di Jakarta, tetap lebih baik dibandingkan suara politikus pendek hitam dekil yang pikirannya selalu dipenuhi kepentingan politik: makelar jabatan dan proyek.

Semoga segera ada solusi riil mengatasi banjir di Jakarta. Aamiin Yarobballalamiin.

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Baca juga:

Lihat infografis:

Berita terkait
TNI-Polri Beri Bantuan Korban Banjir Jakarta
TNI dan Polri memberikan bantuan secara langsung kepada korban banjir di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara Barat.
26 Orang Meninggal Akibat Banjir Jakarta dan Sekitar
Data dari Kementerian Sosial ada 26 korban meninggal dunia akibat banjir yang melanda wilayah Jabodetabek, di Kabupaten Bogor terbanyak 11 orang.
Biaya Servis Motor yang Terendam Banjir
Lantas, komponen apa saja yang perlu diganti dan diservis agar motor terhindar dari kerusakan?
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.