Bamsoet Ungkap Poin Kerawanan Pilkada Saat Pandemi

Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020 picu berbagai kerawanan politik uang
Ketua MPR Bambang Soesatyo ungkap beberapa poin kerawanan Pilkada Serentak 2020 saat pandemi Covid-19. (Foto: Instagram/bambang.soesatyo).

Jakarta - Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020 bersamaan dengan adanya pandemi Covid-19 memancing kerawanan. Menurut dia, banyak hal yang dikhawatirkan, mulai dari penularan virus corona hingga kecurangan (money politic).

Untuk itu, Bamsoet meminta agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) berupaya mengantisipasi kerawanan tersebut dengan mencegah terjadinya praktik politik uang.

Dapat meningkatkan pemahaman tentang regulasi ASN, khususnya terkait kewajiban netralitas ASN

"Dikarenakan hal tersebut berpotensi terjadi akibat sulitnya kondisi ekonomi masyarakat di masa pandemi seperti saat ini," ucap Bamsoet kepada wartawan, Rabu, 19 Agustus 2020.

Baca juga: Bamsoet Minta Sanksi Tegas Bagi Pelanggar Protkes

Selain itu, ia mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI serta Polri dapat bersikap netral, khususnya dalam pelaksanaan Pilkada di setiap tahapannya, agar tidak dimanfaatkan atau dipolitisir menjadi kepentingan politik tertentu.

Ia juga menyarankan pemerintah agar memberikan sanksi tegas terhadap ASN aktif yang tidak netral dalam Pilkada 2020. Pastinya sanksi tersebut harus sesuai dengan Pasal 2 huruf f dan Pasal 9 ayat 2 dalam Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

"Pemerintah perlu memberikan penekanan kepada pejabat pembina untuk menjelaskan bahwa ketidaknetralan ASN adalah hal yang harus diberantas, sehingga tidak muncul stigma bahwa ASN yang tidak netral dianggap lumrah," kata Bamsoet.

Dia berharap dalam Pilkada 2020 semua pejabat struktural untuk turut memberantas ketidaknetralan ASN. "Mendorong pemerintah meminta pimpinan kementerian atau lembaga dapat meningkatkan pemahaman tentang regulasi ASN, khususnya terkait kewajiban netralitas ASN," ujar politikus Golkar itu.

Baca juga: Bamsoet: Indonesia Belum Lepas dari Penjajahan

Menurut mantan Ketua DPR ini, beberapa poin di atas perlu diterapkan, sehingga ASN dapat memahami dan bersikap netral dalam Pilkada, sekalipun ada hubungan kekeluargaan atau kekerabatan dengan calon kepala daerah.

Dia juga mendorong pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Kemenpan RB untuk segera menyelesaikan pembuatan pedoman pengawasan netralitas ASN yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran netralitas ASN dalam pelaksanaan Pilkada 2020, serta menyosialisasikannya kepada seluruh ASN.

Selain itu, ia menyebut agar pemerintah memastikan kesiapan sarana, prasarana, fasilitas, hingga anggaran untuk Pilkada di tengah situasi pandemi, agar dicapai pilkada yang bersih dari politik uang, jujur, dan adil, disamping tetap menjaga physical distancing dan protokol kesehatan.

Ia berharap agar seluruh elemen dapat menjalankan Pilkada sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Mendorong agar semua pihak dapat mendukung suksesnya Pilkada, sehingga dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan mematuhi seluruh ketentuan dalam protokol kesehatan, serta tetap menjaga semangat persatuan bangsa," tutur Bamsoet. []

Berita terkait
Bamsoet: Uang Baru Rp 75.000 Picu Maraknya Pemalsuan
Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai, tingginya antusiasme masyarakat memiliki uang baru pecahan Rp 75 ribu bisa memicu pemalsuan uang.
Bamsoet: Kalahkan Cengkeraman C-19 di HUT ke-75 RI
Bamsoet mengajak masyarakat tetap antusias dan menjadikan momentum HUT RI ke-75 menggelorakan semangat merdeka agar lepas dari cengkeraman C-19.
Bamsoet Tak Sapa JK pada Pembukaan Pidato Sidang MPR
Bambang Soesatyo atau Bamsoet tak menyapa Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) saat membuka pidato Sidang Tahunan MPR.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.