Bamsoet Antisipasi Teroris, Tugaskan Pamdal Konsultasi dengan Polri

Bamsoet antisipasi teroris, tugaskan Pamdal konsultasi dengan Polri. “Mekanisme pengamanan gedung DPR harus segera diperbaiki. Bahkan, kalau perlu diperketat. Begitu juga pengamanan terhadap gedung-gedung DPRD,” ujarnya.
Petugas kepolisian melakukan penjagaan saat dilakukan penggeledahan di salah satu rumah terduga teroris di Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (4/6/2018). Penggeledahan dilakukan seusai penangkapan terduga teroris berinisial BW oleh Densus 88 Antiteror yang diduga merupakan terlibat jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). (Foto: Ant/Mohammad Ayudha)

Jakarta, (Tagar 5/6/2018) - Mengantisipasi serangan teroris ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) akan perbaiki dan meningkatkan keamanan gedung anggota parlemen tersebut.
Tak hanya DPR, ia juga merekomendasikan, perbaikan dan peningkatan keamanan DPRD pun harus dilakukan.

“Mekanisme pengamanan gedung DPR harus segera diperbaiki. Bahkan, kalau perlu diperketat. Begitu juga pengamanan terhadap gedung-gedung DPRD pada sejumlah provinsi atau kabupaten yang diketahui menjadi area pemukiman jaringan atau sel-sel teroris,” ungkap Bamsoet kepada wartawan, Selasa (5/6).

Bamsoet pun bergerak, menugaskan Pamdal DPR untuk segera berkonsultasi dengan Polri. Begitu pun menyarankan DPRD untuk melakukan hal serupa.

“Pimpinan DPR akan menugaskan Pamdal DPR untuk melakukan konsultasi dengan Polri. Pimpinan DPRD di sejumlah wilayah pun disarankan berkoordinasi dengan Polda setempat,” sambungnya.

Rekomendasi Bamsoet ini tak terlepas dari pengalaman Polri sebelumnya. Ia menilai sejak beberapa tahun ke belakang, sel-sel teroris di dalam negeri marah pada Polri. Karena, Densus 88 anti-teror yang menggelar sejumlah operasi berhasil mempersempit ruang gerak mereka.

Kemarahan mereka pun dilampiaskan dengan berbagai serangan mulai dari bom Sarinah, hingga rentetan serangan Mapolres dan Polres di sejumlah kota di Indonesia.

“Dari serangan bom Sarinah dan serangan bom Kampung Melayu, kasus penikaman dua orang personel Polri di Masjid Masjid Falatehan, dekat Mabes Polri, Jakarta Selatan, serangan bom Panci di Bandung dan rentetan serangan Mapolres serta Polres di sejumlah kota,” papar Bamsoet.

Bamsoet pun menyimpulkan gejala kemarahan sel-sel teroris terhadap DPR sudah terbaca. Seperti rencana tiga terduga teroris yang ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa FISIP, Universitas Riau, Sabtu (2/6) pekan lalu. Ketiganya telah menyiapkan empat bom aktif berdaya ledak tinggi, yang rencananya diledakkan di gedung DPR RI Senayan, Jakarta, dan gedung DPRD Riau.

“Pola serangan acak yang sama, kemungkinan besar akan dilancarkan sel-sel teroris di dalam negeri sebagai pelampiasan kemarahan mereka terhadap DPR maupun DPRD,” tandas Mantan Ketua Komisi III DPR tersebut. (nhn)

Berita terkait