Samosir - Mantan Bupati Samosir Mangindar Simbolon menyayangkan rusaknya kolam Balai Benih Ikan (BBI) milik Pemerintah Kabupaten Samosir akibat dihapuskannya anggaran perawatan.
"Sangat disayangkan, karena BBI ini pernah menjadi kebanggaan dan andalan produksi benih ikan berkualitas di Kawasan Danau Toba, bukan hanya Samosir," kata bupati periode 2010-2015 tersebut menjawab Tagar, Senin, 5 Oktober 2020.
Menurutnya, produksi benih ikan yang berkualitas dan dalam jumlah besar bisa dicapai berkat kerja sama Pemkab Samosir ketika pemerintahannya dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menerapkan techno park.
(Konsep techno park dilengkapi wahana yang di dalamnya terdapat konten yang berhubungan dengan pembelajaran teknologi, sains dan pendidikan).
"Di samping dukungan penuh pimpinan LIPI waktu itu, juga didorong putra daerah Samosir yang jadi peneliti di LIPI, yaitu DR Arjon Turnip. Namun saya dengar hampir semua peralatan techno park tersebut sudah hancur lebur karena tidak ada perawatan," jelas Mangindar.
Sebelumnya, DPRD setempat menyesalkan lalainya Pemkab Samosir membenahi kerusakan kolam produksi BBI Kabupaten Samosir. Kolam mengalami kebocoran dan berdampak pada turunnya hasil produksi benih ikan.
Oh iya memang. Ini sudah kami usulkan di pembahasan Rancangan APBD TA 2021 bersama TAPD
"Ada sekitar tujuh kolam yang tidak dapat digunakan karena mengalami kebocoran dan kami sangat menyayangkan lambatnya Pemkab Samosir menangani ini," ujar Wakil Ketua Komisi II DPRD Samosir, Jonny Sagala pada Jumat, 2 Oktober 2020.
Dikatakan, dana perbaikan kolam yang bocor sebelumnya sudah disetujui DPRD Samosir pada APBD 2020. Keburu dicoret Pemkab Samosir, anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19.
"Harusnya itu tidak dicoret pemkab. Karena dengan tetap tersedianya benih ikan akan tetap mempertahankan keberlangsungan kehidupan para peternak dengan budidaya ikan, sehingga perekonomian rakyat Samosir pun tetap baik walau masa covid," ujar Jonny.
Kepala BBI Hilarius Pasaribu mengakui adanya kebocoran kolam yang berdampak pada penurunan produksi benih ikan.
"Hasil produksi kurang maksimal karena ada kurang lebih tujuh kolam yang bocor," ujar Hilarius.
Hilarius mengaku di dalam kolam-kolam tersebut ada tiga jenis benih ikan, yaitu benih ikan jenis nila, lele dan ikan mas.
Pada 2019 BBI mampu memproduksi kurang lebih sebanyak satu juta ekor benih ikan mas, lima ratus ribu ekor ikan nila dan empat puluh ribu ikan lele.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Samosir Viktor Sitinjak mengamini masalah tersebut.
Menurut dia, perawatan kolam ikan di BBI akan diusulkan lagi pada pembahasan APBD Tahun Anggaran 2021.
"Oh iya memang. Ini sudah kami usulkan di pembahasan Rancangan APBD TA 2021 bersama TAPD," sahut Viktor lewat pesan selulernya.
Viktor mengatakan, secara bertahap semua kolam ikan yang butuh perawatan akan dilakukan sesuai dengan anggaran yang tersedia.[]