Bakcang, Makanan Tionghoa di Festival Kota Padang

Kota Padang menggelar memadukan budaya Tionghoa dan Minangkabau dalam satu momentum.
Bakcang Ayam di Festival 10 Ribu Bakcang Ayam dan Lamang Baluo Kota Padang.(Foto: Tagar/Riki Chandra)

Padang - Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Festival 10 Ribu Bakcang Ayam dan Lamang Baluo tepat sehari selepas Idul Fitri 1440 Hijriah. Gelaran ini memadukan budaya Tionghoa dan Minangkabau dalam satu momentum.

Bakcang yang disebut-sebut dalam festival ini masih tabu alias jarang terdengar oleh masyarakat Sumbar, terutama warga Minangkabau yang berada di 19 kabupaten kota.

"Belum populer di masyarakat Sumbar. Makanya, lewat festival ini kami kenalkan. Kalau Lamang Baluo itu makanan khas Minang dan sudah dikenal lama," kata Ketua Panitia Alam Gunawan saat pembukaan festival di kawasan Kota Tua, Jalan Batang Arau Kota Padang, Kamis 6 Juni 2019.

Menurut Alam, ini merupakan makanan khas Tionghoa yang sudah ada sejak 500 tahun sebelum tahun Masehi. Makanan yang berusia lebih dua ribu tahun iti biasanya disantap di tanggal lima, bulan lima dalam hitungan kalender Cina.

Rutin dinikmati etnis Tionghoa di Kota Padang setiap penanggalan tersebut. "Kebetulan tahun ini datangnya berdekatan dengan Lebaran. Kalau tahun depan, jatuhnya tanggal 25 Juni 2020," terangnya.

Bakcang bukan kuliner sembarangan, memiliki sejarah berarti bagi etnis Tionghoa. Kemunculannya berawal dari kisah seorang jenderal atau pejabat negara di Dinasti Cina tempo lampau.

Jenderal tersebut bunuh diri ke dalam sungai karena tidak mampu berbuat apa-apa kepada negaranya yang kala itu dilanda kekacauan. Lantas, rakyat pun tersentuh dengan tragedi yang menimpa jenderal. Legenda ini terjadi tanggal lima pada bulan lima penanggalan Cina.

"Dibuatlah makanan yang dikenal dengan bakcang. Makanan itu dilempar ke sungai tempat jenderal bunuh diri. Harapannya untuk mengenyangkan ikan, agar tubuh jenderal tidak dimakan," kata Alam mengisahkan.

Dibuat dengan bahan dasar ketan dan daging. Serta dicampur berbagai unsur sayuran hingga cabai rawit. "Ada yang membuatnya dengan daging yang tidak halal (bagi muslim)," katanya.

Di Indonesia, makanan ini sudah dibuat dengan beragam macam campuran. Ada yang dengan daging sapi, rendang, vegetarian atau daging ayam seperti yang dibuat dalam festival ini.

"Tolong digarisbawahi, yang kami buat di festival ini isinya ayam dan dijamin halal," tegasnya.

Sepuluh ribu bakcang di festival ini dibuat oleh tujuh orang pemasak dari etnis Tionghoa. Sedangkan Lamang Baluo dibuat oleh orang Minang.

"Nanti, keduanya kami susun di atas dua gerobak sepanjang sekitar 10 meter. Lamang Baluo berada di gerobak kepala kerbau dan bakcang di gerobak kepala naga," bebernya.

Sementara itu, Koordinator Kalender Iven Kementerian Pariwisata Raseno Arya mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam festival kolaborasi kuliner dari dua budaya dan perdana di Indonesia itu.[]

"Festival ini memperlihatkan kepada dunia, jika orang Minang punya rasa kebersamaan tinggi. Buktinya, kolaborasi dua etnis berbeda ini bisa terwujud," katanya.

Menurut Raseno, bakcang adalah makanan yang digemari. Namun untuk masyarakat Sumbar memang masih belum dikenal. "Kalau di Jawa sudah banyak orang yang memakannya. Salah satu tujuan festival ini agar orang tertarik makan bakcang ayam," tutupnya. []

Artikel lainnya:

Berita terkait
0
Fitur Message Reaction WhatsApp, Kini Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
Ya, di dalam fitur WhatsApp Reaction ini ada 6 emoji yang bisa Anda manfaatkan untuk memberikan tanggapan pada sebuah obrolan.