Bakal Calon Bupati Maros Siap Tidak Didukung Golkar

Bakal calon Bupati Maros, Mawan Mattaliu menegaskan dirinya siap tidak dicalonkan Partai Golkar jika kelak namanya tidak masuk 5 besar hasil survey
Partai Golkar Sulsel adakan uji kompetensi bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pilkada serentak 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Ilham)

Makassar - Bakal calon Bupati Maros, Wawan Mattaliu menegaskan siap tidak diusung Partai Golkar, jika namanya tidak masuk dalam lima besar hasil survey nanti untuk mendapatkan rekomendasi sebagai salah satu syarat untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Maros 2020.

Hal ini ditegaskan Wawan Mattaliu dihadapan tim penguji kompetensi bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah saat menjalani fit and propetes yang dilaksanakan Partai Golkar Sulawesi Selatan, Kamis 26 Desember 2019.

Saya tidak mengejar angka popularitas dengan menyebarkan banner dan sebagainya. Tetapi, kita bekerja asli gagasan yang kita jumpai di publik.

“Insya Allah kita semua bekerja untuk sampai di tiga besar. Dan saya maju ini tidak mau kalah, saya juga berharap partai yang sudah mensupport saya tidak mau kalah. Logika itu yang sementara kita kerjakan,” kata Wawan.

Proses Pilkada serentak yang akan juga dilaksanakan di Kabupaten Maros pada tahun 2020, kata Wawan masih panjang perjalanan dan masih banyak hal-hal yang bisa saja terjadi sebelum memasuki tahapan Pilkada nanti.

“Makanya saya tidak mengejar angka popularitas dengan menyebarkan banner dan sebagainya. Tetapi, kita bekerja asli gagasan yang kita jumpai di publik. Kami tidak ingin menguji angka popularitas lewat gambar saja, yang akhirnya tidak signifikan antara angka popularitas dengan angka elektabilitas,” ungkapnya.

Dalam beberapa hasil survey bakal calon Bupati Maros kata Wawan bahwa menempatkan Andi Toto pada urutan pertama, disusul Chaidir Syam, lalu Ilham Najamuddin dan Suhartina. Namun, jaraknya tidak jauh dan ini sangat normatif.

“Bukan sesuatu yang tidak bisa kita kejar. Sangat normatif. Survey ini per awal Desember dari tiga kandidat yang saya lihat,” sambungnya.

Menurut Wawan, terjadinya sistem money politik yang kerap terjadi disetiap momen politik karena para kandidat yang ingin maju bertarung pada proses pemilihan kepala daerah tidak memiliki gagasan yang coba ditawarkan kepada masyarakat, sehingga gagasan yang ditawarkan hanya uang. Namun, sebaliknya jik ada kandidat yang menawarkan gagasan maka publik akan berpihak pada kandidat yang memiliki gagasan.

“Selama ini yang terjadikan karena tidak membawa gagasan, makanya ditukar pakai uang kepada masyarakat. Jadi sesungguhnya money politik itu adalah konversi dari tidak sanggupan seorang kandidat menawarkan gagasan ke publik. Bukan masyarakat kita prakmatis cuman mereka menerima gagasan dalam bentuk uang, karena tidak ada gagasan lain,” pungkasnya. []

Berita terkait
Lubang Besar Misterius Muncul di Persawahan Maros
Sebuah lubang misterius tiba-tiba muncul di areal persawahan milik warga di Kabupaten Maros, Sulsel.
Kisah Pria Maros Nikahi Gadis Cantik Asal Jerman
Pria Maros secara resmi menikah dengan gadis cantik asal Jerman Lena Steffanowski. Ini kisah keduanya sebelum resmi berpacaran dan menikah.
Viral, Pemuda Maros Nikahi Bule Cantik Jerman
Sungguh beruntung nasib Umar Gaffar. Pemuda asal Maros, Sulawesi Selatan ini berhasil mempersunting bule cantik asal Jerman Lena Steffanowk.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.