Bagaimana Cara Ilmuwan Memperbaiki Kerusakan Bumi Akibat Polusi?

Para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk menyelamatkan bumi dari berbagai kerusakan yang diprediksi akan semakin parah.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Pixabay)

TAGAR.id, Jakarta - Saat ini, Bumi sedang mengalami penurunan jumlah keanekaragaman hayati, atmosfernya telah rusak, dan populasi manusia yang semakin bertambah meningkatkan penggunaan bahan bakar fosil.

Apabila bahan fosil dibakar, maka ia akan melepaskan karbondioksida yang dapat meningkatkan suhu bumi. Jika hal ini terus terjadi, bumi akan menjadi tidak layak huni bagi makhluk hidup terutama manusia.

Tak dapat dipungkiri, berbagai macam aktivitas dan kegiatan manusia yang berdampak pada peningkatan krisis iklim.

Para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba untuk menyelamatkan bumi dari berbagai kerusakan yang diprediksi akan semakin parah apabila manusia tidak segera sadar dan mengambil tindakan.

Baru-baru ini, ilmuwan NASA melakukan aksi demo di Inggris untuk memberitahu pemerintah dan dunia bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja dan membutuhkan pertolongan.

Mereka mengatakan bahwa manusia hanya memiliki waktu 3-5 tahun saja untuk memperbaiki kondisi bumi, terutama dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, sebelum bencana besar benar-benar datang dalam waktu dekat.

Salah satu langkah sederhana yang diambil oleh para ilmuwan untuk memperbaiki kondisi bumi adalah mengurangi dampak polusi terhadap bumi. Salah satu metode yang mereka gunakan disebut ‘rewilding’.

Rewilding adalah sebuah metode yang memungkinkan suatu lahan rusak untuk pulih kembali tanpa campur tangan manusia. Lahan rusak dibiarkan begitu saja hingga kondisinya pulih dengan sendirinya.

Serangga memainkan peran utama dalam metode rewilding. Mereka bertindak sebagai pembasmi alami untuk mengurangi dan mencegah serangan hama. Dengan demikian, tidak ada penggunaan pestisida pada suatu lahan.

Pestisida merupakan salah satu jenis polutan, terutama apabila digunakan dalam jumlah besar. Namun, serangga dapat membantu menguraikan limbah secara alami untuk membuat tanah menjadi lebih subur dan sehat.

Para ilmuwan mengingat sebuah pernyataan seorang ahli biologi terkenal yang berbunyi:

“Jika semua umat manusia menghilang, bumi akan kembali ke kondisi keseimbangan ekosistem yang baik seperti 10 ribu tahun lalu. Jika serangga lenyap, maka lingkungan akan runtuh dalam kekacauan," demikian pernyataan tersebut seperti dilansir dari New York Post.

Selain itu, para ahli juga mengembangkan mobil listrik yang dinamakan ‘mobil bersih’ untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Beberapa contohnya adalah mobil listrik Polestar buatan Swedia dan mobil listrik Tesla dari perusahaan Elon Musk yang kini semakin populer. []


Baca Juga

Paus Fransiskus Puji Aktivis Muda Soal Penanganan Pemanasan Global

Riset Pemanasan Global: Manusia Musnah 31 tahun Lagi

Mumbai dan Shanghai Akan Lenyap, Bagaimana Kotamu?

Lapisan Gletser di Kutub Makin Cepat Lumer Banjir di Bumi



Berita terkait
Melihat Perubahan Kondisi Bumi Selama 37 Tahun Terakhir dengan Fitur Baru Google Earth
Google Earth kini hadir dengan berbagai fitur keren, termasuk fitur selang waktu yang dapat menunjukkan perubahan kondisi bumi kepada manusia.
Inilah Deretan Event Hari Bumi 2022 yang Digelar di Seluruh Dunia
Masyarakat di berbagai belahan dunia sudah berlomba-lomba memeriahkan Hari Bumi dengan berbagai event sejak awal April 2022 ini
Lirik Lagu Raisa Andriana 'Nyawa dan Harapan', Cocok untuk Hari Bumi
Penyanyi Rasia Andriana pernah membuat sebuah lagu yang bercerita tentang pentingnya alam bagi manusia.