Pematangsiantar - Beberapa Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, menjalani rapid test karena kontak dengan seorang warga yang dinyatakan reaktif corona lewat uji rapid test pada Senin, 4 Mei 2020 lalu.
Semula hal itu dibantah keras Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, dr Ronald Saragih. "Tidak ada yang dilakukan rapid test kepada ASN. Kamu tau dari mana, tidak ada itu," kata Ronald saat dikonfirmasi Tagar pada Selasa, 5 Mei 2020.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Pematangsiantar Daniel Siregar juga menyangkal terkait adanya ASN yang menjalani rapid test usai bertemu dengan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dinyatakan reaktif lewat uji rapid test beberapa waktu lalu.
"Yang kapan ini yang mau ditanyakan, Pak. ASN yang mana? Tolong konkrit dan jelas pertanyaannya. Hanya 1 bapak (reaktif) dan sudah dikarantina di RSUD dr Djasamen mulai kemarin bapak. Sampai saat ini tidak ada bapak ASN yang dimaksud. Saya tidak ada kepentingan dalam hal ini. Tapi apa yang saya tau harus saya katakan," kata Daniel, lewat pesan WhatsApp, Selasa malam.
ASN Siantar Jalani Rapid Test
Salah satu ASN yang menjalani rapid test adalah Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pematangsiantar, Hamam Sholeh. Selain itu sejumlah aparat kelurahan dan kecamatan.
Jadi begitu. Sebagai langkah pencegahan meski yang ditemui belum tentu positif
Sholeh yang dikonfirmasi Tagar pada Rabu, 6 Mei 2020 membenarkan dirinya menjalani rapid test dengan hasil nonreaktif. "Hasilnya nonreaktif," kata Sholeh.
Sholeh menceritakan ihwal dilakukan rapid test kepadanya pada Selasa, 5 Mei 2020 seusai menjalankan tugas mensosialisasikan pelaksanaan rapid test massal kepada warga di Gang Demak, Keluraha Martoba, Kecamatan Siantar Utara pada Minggu, 3 Mei 2020.
"Kemarin kan kita tim gugus sosialisasi di Kelurahan Martoba sehari sebelum akan dilakukannya rapid test massal kepada warga di sana. Ya, agar rapid test bisa dilakukan dengan lancar. Cara kita dengan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat di sana. Sesudah rapid test berjalan dengan baik, besoknya hasilnya tokoh yang kami jumpai itu pula yang reaktif. Makanya kami disarankan untuk rapid test," ungkapnya.
Selain dirinya, rapid test juga dilakukan kepada pegawai kelurahan dan kecamatan dan hasilnya juga menurut dia, nonreaktif.
"Jadi begitu. Sebagai langkah pencegahan meski yang ditemui belum tentu positif, kami dirapid dan hasilnya semua nonreaktif. Dan hari ini masih di rumah, ya walau tidak isolasi tapi tetap jaga jaraklah," tuturnya. []