Audrey Yu, Gadis Genius Pencari Sila Kelima

Audrey Yu, gadis genius keturunan Tionghoa-Indonesia tiba-tiba diserang hoaks. Dia pernah menulis buku Mencari Sila Kelima.
Audrey Yu. (Foto: Instagram/univseindonesia)

Jakarta - Audrey Yu, gadis genius keturunan Tionghoa-Indonesia tiba-tiba diserang hoaks. Dia pernah menulis keresahan hatinya lewat buku berjudul Mencari Sila Kelima.

Gadis asal Surabaya, Jawa Timur itu, dikabarkan menjadi pekerja di National Aeronautics and Space Administration (NASA) dengan upah Rp 200 juta, bertemu Presiden Joko Widodo dan ditawari bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan juga disebut-sebut calon menteri dalam kabinet Jokowi periode 2019-2024.

Ternyata semua informasi yang beredar itu adalah hoaks. Orang tua Audrey sendiri yang mengklarifikasi tentang hal itu lewat akun twitter @bentangpustaka.

"Audrey tidak pernah ketemu dengan Bapak Presiden Jokowi. Audrey tidak pernah bekerja di NASA. Audrey masih S1 dan sedang mengambil S2/S3 di Amerika," tulis Budi Loekito dalam screenshoot yang dibagikan akun twitter @bentangpustaka pada 01.43, tanggal 8 Juli 2019.

Selain itu, Tagar telah merangkum fakta-fakta lain mengenai Audrey yang dikumpulkan dari berbagai sumber, antara lain

- Pecahkan Rekor MURI

Gadis bernama lengkap Audrey Yu Jia Hui itu tercatat pernah memecahkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk ujian TOEFL dengan skor 573, saat berusia 10 tahun.

- Lulus SMP dan SMA dengan Cepat

Jika umumnya siswa menempuh pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) dalam waktu masing-masing tiga tahun, Audrey hanya menyelesaikan pedidikan di SMP selama satu tahun dan SMA selama 11 bulan.

- Sarjana 16 tahun

Selain SMP dan SMA, Audrey juga lulus kuliah pada umur 16 tahun. Bahkan dia mendapat gelar summa cum laude (dengan pujian tertinggi) saat lulus S1 di The College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat.

- Duta Prestasi Indonesia

Audrey yang tergabung dalam Phi Beta Kappa itu juga pernah mendapatkan penghargaan dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP- Pancasila) dalam gelaran Festival Prestasi Indonesia yang berlangsung pada 21 dan 22 Agustus 2017 di Jakarta Convention Center (JCC). Phi Beta Kappa adalah sebuah organisasi yang mengakomodasi orang-orang berprestasi di bidang ilmu pengetahuan.

Perempuan yang nama Indonesianya Maria Audrey Lukito itu adalah satu dari 72 duta prestasi di Indonesia. Namanya terpilih karena lolos dalam kriteria untuk meraih penghargaan nasional maupun internasional. Penilaian lain yang membuatnya terpilih adalah kontribusi dan pengaruhnya sebagai seorang ikon prestasi terhadap masyarakat, lingkungan maupun lingkup keprofesian.

Resah Karena Cap Tionghoa

Meskipun memiliki rekam jejak yang mengagumkan, Audrey ternyata tetap seorang gadis biasa. Dia juga merasakan resah ketika dicap sebagai keturunan Tionghoa.

Perasaan resah yang menyelimuti itu dia curahkan melalui tulisan berjudul Yellow Mellow Drama pada 2014. Dalam buku itu, Audrey mengisahkan bagaimana dirinya patah hati, karena meski tumbuh menjadi anak genius tapi tetap saja ada yang menilanya tak pantas menjadi orang Indonesia seutuhnya. Pasanya, dia adalah keturunan Tionghoa yang dipandang berbeda dengan mayoritas orang Indonesia.

Dua tahun kemudian, pada 2016, buku keduanya dirilis dengan judul Mencari Sila Kelima. Kali ini, Audrey menulis curahan dalam bentuk surat cinta kepada Indonesia. Ia merasakan ketidakadilan yang menghampirinya sejak 6 tahun hingga tumbuh dewasa.

"Aku tak mau menjadi anak yang digadang-gadang sebagai bintang tapi pendidikannya justru menjauhkannya dari kebenaran. Dan kini, kucari makna pada sila kelima Pancasila: di manakah keadilan yang dijanjikan kepada seluruh rakyat Indonesia?" tulis Audrey Yu pada sinopsis buku Mencari Sila Kelima

Dua buku tersebut diterbitkan oleh Bentang pustaka. []

Baca juga:

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu